SEOUL, IAINews – Tiga delegasi IYPG (Indonesian Young Pharmacist Group) menorehkan sejumlah prestasi pada FAPA Congress ke-30 yang berlangsung di COEX Convention Center Seoul, 30 Oktober – 2 November 2024 lalu.
Tiga delegasi IYPG tersebut adalah apt. Muhammad Erick Mutaqin (President-elect 2024 – 2026), apt. Yasyfa Cahya Yuagesti (Bendahara I 2024 – 2026), serta apt. Anggun Pramuda Wardhani (pengurus 2018 – 2024).
×
Tujuan utama keberangkatan tiga delegasi IYPG tersebut adalah menghadiri AYPG (Asian Young Pharmacist Group) Business Meeting.
Dalam kegiatan tersebut, disampaikan laporan mengenai Host AYPG Leadership Summit 2025 serta Poster Presentasi.
Tak hanya itu IYPG juga tampil memukau dengan berbagai pencapaian.
FAPA Congress Seoul dibuka oleh Presiden FAPA, Dr. Yolanda Robles, dan Presiden Korean Pharmaceutical Association, Dr. Kwang Hoon Choi.
IYPG yang diwakili oleh M. Erick Mutaqin berkesempatan membawakan bendera Indonesia pada Opening Ceremony & FAPA Awards.
Kongres diwarnai dengan pemberian Ishidate Award kepada enam apoteker yang berkontribusi besar di bidang farmasi di wilayah Asia Pasifik.
Sehari sebelum kongres dibuka secara resmi, dilakukan kegiatan site-visit ke beberapa industri farmasi, industri kosmetik, rumah sakit, maupun apotek yang merupakan bagian dalam rangkaian acara FAPA Congress.
Peserta kongres diminta untuk memilih salah satu tujuan site-visit pada saat awal pendaftaran.
Pelaksanaan site-visit ke Industri dan Rumah Sakit disertai dengan kunjungan ke tempat wisata yang dipandu oleh pemandu korea yang lancar berbahasa inggris sehingga peserta tidak perlu khawatir akan keterbatasan dalam berbahasa korea.
Satu dari tiga geledasi IYPG turut dalam site visit ke apotek. Setelah melakukan site-visit ke salah satu apotek besar di Korea, Le Ciel Pharmacy, ternyata tata letak apotek tidak terlalu berbeda dengan apotek yang ada di Indonesia.
Apotek di Korea juga mengaplikasikan tata letak dengan etalase untuk produk OTC dan Kosmetik.
Khusus untuk obat resep tidak dipajang di etalase, dan pembelian obat tersebut harus dengan resep dokter.
Pemberian obat resep juga disertai dengan konsultasi dari Apoteker yang bekerja di apotek, selain itu hal unik disini adalah penggunaan kertas obat sebagai pengganti plastic.
Kertas obat tersebut berisikan informasi mengenai waktu dan cara minum obat, bisa di contoh untuk diterapkan di Indonesia.
Satu hal yang paling signifikan terlihat perbedaannya adalah gaji dan kebanggaan menjadi seorang Apoteker.
Di Korea Selatan, Apoteker merupakan profesi yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi dan rasa hormat yang tinggi dari Masyarakat.
