LAMPUNG, IAINews – Dalam workshop yang digelar Hisfarma PD IAI Lampung, dibahas mengenai apoteker yang diharapkan mampu memiliki kemampuan klinis dan ketrampilan bisnis, untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan sekaligus meningatkan omset apotek.
Hal itu menjadi pokok bahasan workshop yang digelar sebagai rangkaian kegiatan pelantikan pengurus Hisfarma PD IAI Lampung.
Gedung Pusiban Pemprov Lampung menjadi saksi pelantikan pengurus baru Hisfarma PD IAI Lampung untuk masa bakti 2022-2026 yang diselenggarakan pada Sabtu, 9 November 2024 tersebut.
Apoteker Hepi Juniawan, S.Farm terpilih sebagai Ketua Hisfarma PD IAI Lampung periode ini, dan diharapkan dapat membawa organisasi lebih aktif dalam mendukung perkembangan profesi apoteker di Lampung.
Pelantikan ini dihadiri oleh 150 peserta, termasuk apoteker, pemilik apotek, serta berbagai pihak terkait sektor farmasi.
Acara dibuka oleh Ketua PD IAI Lampung, Apoteker Suwartini, S.Si., M.Kes yang menekankan pentingnya peningkatan keterampilan klinis bagi apoteker.
“Apoteker perlu terus mengupdate pengetahuan dan kemampuan klinis mereka agar dapat memberikan layanan farmasi yang lebih baik,” ungkap Suwartini.
Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh Ketua Dewan Pengawas PD IAI Lampung, Apt Muhammad Yahya, S.F, bersama Wakil Ketua I Apt Joko sunowo, M.Clin, Pharm, Wakil Ketua II Apt Niniek Ambarwati, S.Si, dan Wakil Ketua III PD IAI Lampung apt Lilik Koernia Wahidah,S.Farm., M.Ph.
Kehadiran pengurus PD IAI Lampung menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung profesi apoteker di Lampung.
Usai pelantikan, workshop bertema Workshop Sinergi Keahlian Klinis dan Bisnis untuk Apotek Tambah Laris digelar.
Menampilkan narasumber apt Yuliza Fahmi, S.Farm dan apt Rahmat Hidayat, M.Sc.
Workshop ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan klinis apoteker serta memperkuat keterampilan bisnis untuk meningkatkan omset apotek.
Apt Fahmi memaparkan pentingnya menjadi apoteker visioner untuk memaksimalkan omset apotek.
Ia menjelaskan, omset apotek dipengaruhi oleh dua faktor: kunjungan dan nilai transaksi.
“Kunjungan bisa ditingkatkan dengan pemasaran yang baik, sementara nilai transaksi dipengaruhi oleh upselling dan cross-selling yang bergantung pada kualitas karyawan,” ujarn apt Fahmi.
Sementara itu, apt Rahmat Hidayat mengulas strategi meningkatkan upselling dan cross-selling, dengan fokus pada pasien diabetes melitus.
Rahmat menjelaskan bagaimana pemahaman farmakoterapi yang baik bisa membantu apoteker meningkatkan nilai transaksi.
Dengan menggabungkan keahlian klinis dan kemampuan bisnis, workshop ini diharapkan dapat membantu apoteker memberikan pelayanan yang lebih baik dan meningkatkan omset apotek mereka.