TAIPEI, IAINews – Delegasi Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) tidak hanya mengikuti seluruh rangkaian kegiatan FAPA Congres di Taipeh International Center, melainkan juga melakukan pertemuan dengan berbagai pihak untuk menjajaki berbagai kemungkinan kerjasama.
Salah satu pertemuan adalah dengan Taiwan Halal Integrity Development Association (THIDA) di kantor mereka di Zhongzheng District.
Rombongan dipimpin Sekretaris Jenderal PP IAI, apt Lilik Yusuf Indrajaya, S.Si, MM, MBA, bersama Dr apt Abdul Rahem, M.Kes, Wakil Ketua VII Bidang Halal dan Jaminan Kesehatan Nasional.
Diterima oleh Wakil Presiden THIDA, Salahuding Ma Chao-Yen serta sejumlah jajarannya.
Pertemuan kedua pihak membahas kemungkinan untuk membuka peluang kerjasama antara IAI, universitas, apoteker yangg sedang studi di Taiwan dengan THIDA.
Menurut Salahuding Ma Chao-Yen, selama ini THIDA juga memiliki kegiatan pelatihan dan edukasi.
Sejauh ini, kebutuhan akan sertifikasi produk halal harus dipenuhi oleh perusahaan Taiwan yang ingin mengekspor produknya, terutama ke negara-negara dengan pendudukan mayoritas Muslim, seperti Indonesia, Malaysia dan sebagainya.
Saat ini, sertifikat halal dari Indonesia telah diakui oleh Taiwan, sehingga produk Indonesia yang sudah memiliki sertifikat halal tidak perlu mengurus sertifikat THIDA.
Sementara itu, sertifikat halal bagi restoran Muslim di Taiwan dilakukan oleh Muslim Restaurant Association.
Selama ini THIDA telah banyak menjalin komunikasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kemenag RI.
Dari tahun ke tahun, kebutuhan akan produk halal di negara berpendudukan berpenduduk 23,9 juta jiwa tersebut semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Saat ini jumlah populasi Muslim sebanyak 0,3 persen atau sekitar 71.700 orang.
Selain warga negara Taiwan, juga terdapat 180.000 penduduk muslim yaitu para pekerja yang berasal dari beberapa negara, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina serta beberapa negara lain.
Setiap tahunnya, tidak kurang dari 100 warna negara Taiwan yang memeluk agama Islam, dan sebagian karena pernikahan dengan pria Muslim.
Taiwan sendiri saat ini dikenal sebagai negara yang berada di peringkat kedua ramah dalam hal menyediakan lingkungan wisata yang ramah Muslim diantara destinasi non-OKI (Organisasi Kerjasama Islam) dunia.