Berita Terkini
Silahkan hubungi Redaksi IAINews melalui email : humas@iai.id
HOME

Komunikasi Efektif Antara Apoteker dan Pasien

Komunikasi efeltif

PELAYANAN kefarmasian merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat langsung dan bertanggung jawab kepada pasien, khususnya terkait dengan sediaan farmasi.

Tujuan utama dari pelayanan ini adalah untuk mencapai hasil yang pasti dalam upaya meningkatkan mutu kehidupan pasien.

Dalam konteks ini, peran apoteker menjadi sangat krusial dan multidimensi.

Apoteker tidak hanya dituntut untuk memiliki pengetahuan yang mendalam tentang obat-obatan dan aplikasinya, tetapi juga harus terus-menerus meningkatkan keterampilan dan perilakunya untuk dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien secara efektif.

Salah satu aspek penting dalam pelayanan kefarmasian adalah kolaborasi antara apoteker dan dokter.

Hubungan ini bersifat komplementer, di mana kedua profesi saling melengkapi dalam menangani pengobatan pasien.

Apoteker berperan penting dalam memastikan bahwa semua obat yang digunakan oleh pasien telah melalui evaluasi yang komprehensif.

Evaluasi ini mencakup aspek efektivitas, efisiensi, rasionalitas, dan yang terpenting, keamanan bagi pasien.

Melalui kerja sama yang erat ini, diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap hasil pengobatan pasien (patient outcome) dan secara tidak langsung juga berdampak positif pada keluarga pasien.

Dalam menjalankan praktik kefarmasian di apotek, apoteker harus berpedoman pada standar pelayanan kefarmasian yang telah ditetapkan.

Standar ini mencakup beberapa aspek penting dalam pelayanan farmasi klinik, antara lain: pengkajian resep, dispensing, pelayanan informasi obat, konseling, pemantauan terapi obat, dan monitoring efek samping obat.

Penerapan standar ini sangat penting sebagai upaya untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pengobatan (medication error) yang dapat membahayakan keselamatan pasien.

Dalam praktiknya, komunikasi farmasi memiliki peran yang sangat penting dan mencakup berbagai aspek.

Pertama, pemberian informasi obat. Apoteker bertanggung jawab untuk memberikan informasi yang jelas, akurat, dan komprehensif kepada pasien mengenai obat yang mereka gunakan.

Informasi ini meliputi dosis yang tepat, efek samping yang mungkin timbul, cara penggunaan yang benar, serta potensi interaksi obat dengan makanan atau obat lain.

Penyampaian informasi ini harus dilakukan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien, mengingat latar belakang pengetahuan medis yang beragam di antara pasien.

Kedua, konseling pasien. Apoteker dituntut untuk memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik dalam melakukan konseling langsung dengan pasien.

Exit mobile version