DENPASAR, IAINews.id – Menurut WHO, kesehatan masyarakat secara signifikan terancam oleh resistensi antimikroba (Antimicrobial Resistance/AMR) di seluruh dunia.
Kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan di sekitarnya dapat terpengaruh oleh AMR.
Selama 2019, sejumlah 4,9 juta orang meninggal di 204 negara karena AMR.
Pada tahun 2050, angka ini diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 10 juta jiwa setiap tahun, melampaui kematian akibat kanker dan penyakit jantung.
Inisiatif nasional dan lokal diperlukan di Indonesia untuk memerangi AMR.
Ikatan Apoteker Indonesia PD Bali yang diwakili oleh para dosen program studi Farmasi Universitas Bali Internasional, bekerja sama dengan One Health Collaborating Center (OHCC) Universitas Udayana turut ambil peran dalam inisiasi ini.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi bersama beberapa institusi (Universitas Udayana, Universitas Bali Internasional, Universitas Dhyana Pura, Ikatan Apoeteker Indonesia, Perhimpunan Ahli Mikrobiologi Indonesia, dan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat) berbasis One Health, dengan nama Desa Bijak Antibiotika (Sajaka).
Sajaka telah berjalan 3 tahun. Tahun pertama adalah pengembangan konsep Sajaka di Desa Bengkel, Tabanan.
Tahun kedua adalah pengembangan Sajaka di 4 desa sekitarnya (Desa Nyitdah, Belalang, Pejaten, dan Buwit).
Dilaksanakan survei penyimpanan antibiotik pada rumah tangga; dilanjutkan dengan edukasi untuk peningkatan pengetahuan dan kewaspadaan terhadap AMR.
Di tahun ketiga ini, “Sajaka Goes To SD”, merupakan kegiatan edukasi pada siswa-siswi Sekolah Dasar.
Sasaran pertama adalah SDN 1 Nyitdah (Jumat, 28 Maret 2024), dilanjutkan ke SD2 Buwit (Selasa, 2 April 2024).
‘’Kegiatan ini dilakukan untuk mengimplementasikan Rencana Aksi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba (RAN-PRA) tahun 2020-2024,’’ ungkap dProf. Dr. dr. Ni Nyoman Sri Budayanti dalam sambutan yang disampaikan kepada Kepala Sekolah.
Hal yang sama disampaikan Dr. Apt. I Gusti Ayu Rai Widowati, bahwa edukasi sedini mungkin diperlukan untuk kewaspadaan akan bahaya AMR.
Para edukator dalam kegiatan ini adalah mahasiswa program studi farmasi Universitas Bali Internasional.