Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90

Obat Over The Counter (OTC)

pexels anntarazevich 5910953
Ilustrasi
banner 120x600
banner 468x60

‘’MAS, saya mau beli obat batuk,’’ ucap seorang lelaki muda

‘’Oh ya, batuk kering atau berdahak dan sudah berapa hari ya batuknya?,’’ tanya apoteker.

Iklan ×

‘’Kering mas, sejak kemarin saya batuk,’’ jawab lelaki tersebut

‘’Njih sebentar ya pak saya ambilkan,’’ kata apoteker.

Ilustrasi di atas adalah sebuah kejadian yang ada di apotek ketika seorang membeli obat untuk keluhan batuk.

Dia datang ke apotek tanpa membawa resep dokter dan langsung membeli obat yang direkomendasikan apoteker.

Adakah di antara kita yang sering beli obat di apotek? Obat-obatan tersebut dibeli di apotek tanpa menggunakan resep dokter atau lebih dikenal dengan istilah obat over the counter (OTC).

Jika kita perhatikan obat OTC merupakan obat-obatan golongan obat bebas dan obat bebas terbatas dengan penandaan lingkaran hijau dan lingkaran biru. (Baca juga https://berita.iai.id/yukkenali-penandaan-obat/).

Obat OTC digunakan untuk mengobati gejala ringan seperti batuk, sakit kepala, pilek, flu, demam, alergi, diare non spesifik, dan penyakit ringan lainnya.

Biasanya kita akan pergi ke apotek untuk membeli obat.  Sampaikanlah keluhan gejala yang dirasakan kepada apoteker atau tenaga vokasi farmasi saat berkunjung ke apotek.

Mereka akan dengan senang hati melayani kehadiran para pasien di apotek dan memberikan rekomendasi obat yang bisa digunakan.

Baca Juga  Resistensi Antibiotik: Penyebab, Dampak, dan Cara Pencegahannya

Jangan ragu untuk menanyakan seputar info terkait obat yang mereka rekomendasikan.

Obat OTC relatif aman dan alangkah lebih baiknya sebelum digunakan bisa dibaca terlebih dahulu petunjuk yang tertera di kemasan obat tersebut walaupun saat membeli di apotek sudah dijelaskan oleh tenaga kefarmasian.

Perlu diperhatikan terkait penggunaan obat OTC  yakni dosis dan aturan pakai yang dianjurkan, sehingga tidak sesuka pasien untuk meminum, tetap ada aturan pakai yang harus dipatuhi.

Ada beberapa contoh obat OTC seperti: analgesik untuk meredakan nyeri, antihistamin untuk mengatasi alergi, dan antasida untuk gangguan pencernaan.

Penggunaan obat OTC disesuaikan dengan keluhan atau gejala yang dialami. Setiap obat berbeda-beda tujuan pengobatannnya sehingga satu obat tidak digunakan untuk berbagai gejala, tergantung tujuan atau indikasi obat yang digunakan.

Saat membeli obat OTC, perhatikan label kemasan dengan seksama. Label tersebut mencantumkan informasi penting seperti bahan aktif, khasiat obat, dosis yang disarankan, dan peringatan.

Membaca label dengan teliti akan membantu kita memahami cara penggunaan obat dengan benar serta menghindari terjadinya efek samping obat.

Memang benar obat OTC bisa mengatasi gejala ringan, tapi dibeberapa kondisi sebaiknya perlu juga datang langsung ke dokter.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *