Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90

Optimalisasi Penatalaksanaan Gagal Jantung Melalui Titrasi Dosis β-Blocker

person holding anatomic heart model educational purpose scaled
https://www.freepik.com/
banner 120x600
banner 468x60

PENELITIAN yang dipublikasikan dalam Jurnal Current Medical Research and Opinion menunjukkan bahwa penggunaan dosis tinggi β-blocker dikaitkan dengan hasil klinis yang lebih baik pada pasien dengan gagal jantung.

Oleh karena itu, titrasi dosis terapi yang adekuat dan dapat ditoleransi sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal.

Iklan ×

Para ahli dalam penatalaksanaan gagal jantung merekomendasikan fokus pada penanganan tanda, gejala, dan tingkat keparahan (misalnya, takikardia, edema).

Dalam hal ini, penggunaan kombinasi empat obat—β-blocker, RAAS inhibitor (seperti ACE inhibitor, ARB, atau ARNI), MRA, dan SGLT2 inhibitor—merupakan pendekatan yang rasional.

Penting untuk meningkatkan dosis obat-obatan ini hingga mencapai manfaat klinis yang optimal. Selain itu, loop diuretik harus ditambahkan jika diperlukan untuk mengendalikan retensi cairan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien dengan gagal jantung mengalami terapi yang lebih optimal dengan titrasi dosis terapi kombinasi β-blocker dan RAAS inhibitor dibandingkan dengan terapi yang tidak menggunakan kombinasi.

Dosis tinggi β-blocker juga terbukti menghasilkan hasil terapi yang lebih baik dibandingkan dengan dosis sedang atau rendah, berdasarkan uji terhadap 5.242 pasien gagal jantung.

Baca Juga  Studi American Heart Association: Bukti Ilmiah Pengobatan Alternatif untuk Gagal Jantung Masih Terbatas

Selanjutnya, hasil uji pada 36.168 pasien menunjukkan bahwa penggunaan dosis tinggi β-blocker memprediksi tingkat kematian yang lebih rendah dibandingkan dengan dosis rendah.

Dalam proses titrasi dosis, penting untuk mengacu pada pedoman yang berlaku dan melakukan pemantauan ketat terhadap denyut jantung, tekanan darah, serta gejala gagal jantung yang mungkin memburuk.

Pengurangan dosis secara bertahap perlu dipertimbangkan jika terjadi masalah toleransi, hipotensi, bradikardia, atau kondisi gagal jantung lainnya. Namun, jika pasien sudah stabil, pengembalian ke dosis sebelumnya perlu dipertimbangkan. Jika penghentian pengobatan diperlukan, langkah tersebut harus dilakukan secara bertahap.

Penelitian ini menegaskan bahwa bukti menunjukkan bahwa penggunaan β-blocker masih kurang optimal, terutama dengan dosis rendah pada pasien gagal jantung. Ini menegaskan perlunya integrasi β-blocker dalam rejimen terapi pasien gagal jantung dengan titrasi dosis yang memadai agar dapat mencapai hasil terapi yang optimal.

Literatur
de Oliveira MT Jr, Baptista R, Chavez-Leal SA, Bonatto MG. 2024.Heart failure management
with β-blockers: can we do better? Curr Med Res Opin. doi: 10.1080/03007995.2024.2318002.
PMID: 38597068.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *