Berita Terkini
Silahkan hubungi Redaksi IAINews melalui email : humas@iai.id
Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90

Pengobatan Herbal Vs Pengobatan Kimia

flat lay assortment dried plants cup teasjamu
banner 120x600
banner 468x60

BEBERAPA tahun belakangan Indonesia mulai disemarakkan dengan pengobatan herbal.  Pengobatan herbal yang dimaksud adalah pengobatan  kembali ke alam yakni dengan menggunakan berbagai bahan dari alam (back to nature).

Berbeda dengan pengobatan herbal, pengobatan kimia sebagaimana yang kini banyak digunakan dalam pengobatan modern adalah pengobatan atau obat yang menggunakan berbagai bahan kimia dari temuan-temuan para ilmuwan.

Iklan ×

Sebelum obat kimia ditemukan, dimasa lalu nenek moyang kita  juga sudah mengenal pengobatan herbal atau pengobatan menggunakan bahan alam ini, baik tumbuhan, hewan maupun bahan mineral.

Mereka mencari tumbuh-tumbuhan dan mineral untuk dijadikan obat. Ilmu pengobatan kuno ini muncul, sebagai salah satu upaya manusia dalam bertahan hidup. Salah satunya bertahan hidup dari penyakit.

Secara naluriah, manusia di masa lalu mencari obat yang berasal dari tumbuhan dan berbagai benda yang ada di sekitarnya untuk kesembuhan.

Setelah bertahun-tahun, ditemukan ramuan obat walaupun masih dalam bentuk sederhana. Ramuan obat tersebut kemudian diwariskan secara turun temurun dan dipercaya mempunyai khasiat menyembuhkan.

Ramuan dari tumbuh-tumbuhan itulah cikal bakal ditemukannya obat. Obat dari tumbuhan tersebut lebih dikenal dengan sebutan obat tradisional (jamu). Salah satu cara penggunaannya yakni dengan direbus.

Baca Juga  DESA PERTAMA DI INDONESIA YANG JADI PELOPOR PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK

Para ahli kimia merasa kurang puas dengan temuan obat pertama berupa obat tradisonal tersebut. Mereka kemudian mulai bereksperimen untuk menghasilkan zat-zat kimia terbaru dengan mengisolasi zat-zat aktif dari kandungan yang ada di dalam tumbuhan.

Dari hasil isolasi tersebut, ditemukanlah efedrin dari tanaman Ephedra vulgaris, atropine dari Atropa belladonna, morfin dari Papaver somniferium, digoksin dari Digitalis lanata dan reserpin dari Rauwofia serpentine.

Pada awal abad XX dimulailah dibuat obat-obatan sintesis seperti asetosal kemudian disusul oleh sejumlah zat-zat lainnya. Perubahan sejati di dunia obat-obatan sintesis baru tercapai dari penemuan dan penggunaan obat-obatan kemoterapeutik sulfanilamid pada tahun 1935 dan penicillin pada tahun 1940.

Berbeda dengan obat sintesis, obat herbal yang sudah turun-temurun digunakan. Obat-obatan herbal di Indonesia atau lebih dikenal dengan istilah jamu sudah berkembang ratusan  bahkan ribuan tahun yang lalu dilakukan oleh nenek moyang kita.

Namun, akibat kemajuan teknologi dan perkembangan zaman, obat herbal sempat terpinggirkan dari perputaran dunia obat-obatan.

Obat herbal awalnya dikenal dengan nama obat tradisonal. Dalam catatan sejarah studi mengenai perkembangan dunia pengobatan, obat tradisonal telah dilakukan oleh bangsa Sumerians sekitar 5.000 tahun yang lalu.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 950x90