JANTUNG dan otak saling terkait dalam hubungan dua arah.
Jantung menyediakan nutrisi dan oksigen untuk menopang otak, dan otak sebagai responnya menyediakan kendali sistem saraf otonom ke jantung.
Sinergisme ini sangat penting untuk menjaga kesehatan otak dan tubuh.
Pernyataan ilmiah dari American Heart Association (AHA) meneliti kontribusi 3 penyakit jantung yang umum terjadi pada orang dewasa (Gagal jantung [GJ], atrial fibrilasi [AF], dan penyakit jantung koroner [PJK]) terhadap kesehatan otak.
Gagal jantung
Temuan klinis, pendekatan pengobatan umum, dan intervensi terapeutik untuk gagal jantung (GJ) ditujukan pada setiap stadium.
Stadium A : memodifikasi faktor risiko dan kondisi yang mendasarinya sesuai dengan penggunaan pedoman spesifik yang tepat saat ini.
Stadium B : hindari perkembangan penyakit tanpa gejala, penggunaan ACEI atau ARB, Beta Bloker, ICD (implantable cardioverter defibrillator), revaskularisasi koroner setelah GDMT (Guideline-Directed Medical Therapy) dan konseling genetik.
Tahap C : cegah atau obati gejala dengan GDMT untuk setiap derajat disfungsi LV yang berbeda (misalnya, HfrEF, HfmrEF, HfpEF).
Tahap D : kurangi risiko kematian pada penyakit lanjut dengan mengendalikan gejala, tingkatkan kualitas hidup, kurangi jumlah rawat inap, dan pengukuran gagal jantung lanjut (VAD [alat bantu ventrikel], transplantasi jantung).
Atrial Fibrilasi
Pengobatan menggunakan antikoagulasi atau mengurangi beban AF dengan kontrol ritme atau ablasi kateter dapat menurunkan risiko gangguan kognitif seperti demensia.
Lebih jauh, bukti tidak langsung bahwa pengobatan AF yang efektif dapat mengurangi risiko gangguan kognitif melalui jalur ABC. Namun, uji klinis di masa mendatang perlu menyelidiki hipotesis ini.
A : mengacu pada pencegahan stroke dengan menggunakan alat stratifikasi risiko (seperti skor CHA2DS2-VAS) untuk mengidentifikasi individu berisiko tinggi terkena stroke dan emboli sistemik yang menjadi kandidat untuk antikoagulasi atau penutupan apendiks atrium kiri.
B : mengacu pada kontrol laju dan ritme yang lebih baik dengan menggunakan pendekatan farmakologis atau nonfarmakologis (misalnya Ablasi atau kardioversi elektrik), atau keduanya.
C : mengacu pada pengendalian faktor risiko yang optimal, termasuk faktor risiko kardiovaskular dan penyakit penyerta lainnya, serta perubahan gaya hidup.
Penyakit Jantung Koroner
Pedoman praktik klinis untuk pengelolaan pasien dengan penyakit jantung koroner yang diterbitkan oleh American College of Cardiology dan American Heart Association, yang dirangkum sebagai berikut: