Denpasar Bali, IAINews – Dalam upaya meningkatkan efektivitas dan bioavailabilitas obat, penelitian mengenai Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) semakin menarik perhatian.
Nanoteknologi adalah teknologi yang bekerja pada skala nanometer, atau partikel dengan skala 1-100 nanometer, digunakan untuk membuat zat menjadi berukuran nano dan mengubah sifat fisiko kimia dan fungsinya sesuai dengan keinginan pengguna.
Nanoteknologi telah digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, terutama dalam bidang pengobatan untuk melindungi zat aktif dari pengaruh lingkungan seperti kelembaban, pH fisiologis, dan enzim.
Ini dapat meningkatkan stabilitas zat aktif dalam sediaan, meningkatkan biovailabilitas obat, dan mengurangi dosis yang diperlukan.
Usadha Bali, yang kaya akan sumber daya alam dan tradisi pengobatan herbal, memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi sistem pengantaran obat yang lebih efisien.
Prof. Dr. apt. Yandi Sukri, M.Si., guru besar bidang Farmasetika di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, memberikan pemaparan tentang optimasi SNEDDS berbahan alam Usadha Bali, proses pengembangannya, dan manfaatnya.
Kuliah pakar ini diselenggarakan secara hybrid oleh program studi Farmasi Klinis Universitas Bali Internasional pada Selasa, 8 Oktober 2024, dihadiri oleh lebih dari 500 mahasiswa.
Prof. Dr. apt. Yandi Sukri, M.Si. memberikan pemaparan SNEDDS
Apa Itu SNEDDS?
Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) adalah sistem pengantaran obat yang menggunakan campuran minyak, surfaktan, dan ko-surfaktan.
Ketika sistem ini ditambahkan ke dalam air, ia akan membentuk emulsi nano yang stabil, yang dapat meningkatkan kelarutan dan bioavailabilitas obat yang memiliki kelarutan rendah.
Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) (Sumber: Sailor, G.U, 2021).
SNEDDS menawarkan berbagai keuntungan, seperti peningkatan absorpsi obat, pengurangan efek samping, dan kemudahan dalam administrasi.
Potensi Bahan Alam Usadha Bali
Usadha Bali adalah sistem pengobatan tradisional yang menggunakan bahan alami, seperti tanaman obat, rempah-rempah, dan ekstrak herbal.
Beberapa bahan yang sering digunakan dalam Usadha Bali, seperti kunyit, jahe, dan daun sambiloto, telah terbukti memiliki khasiat terapeutik yang signifikan.
Dalam konteks pengembangan SNEDDS, bahan-bahan ini menawarkan potensi untuk meningkatkan efektivitas pengantaran obat.
Proses Optimasi SNEDDS
Optimasi SNEDDS berbahan alam Usadha Bali dilakukan melalui beberapa tahap, yang meliputi pemilihan bahan, formulasi, dan evaluasi karakteristik fisik serta performa sistem.
- Pemilihan Bahan
Pemilihan bahan adalah langkah awal yang krusial. Peneliti melakukan studi awal untuk menentukan bahan alami mana yang memiliki sifat emulsifikasi yang baik dan kompatibel dengan obat yang akan digunakan. Misalnya, minyak kelapa dan minyak zaitun dipilih karena stabilitasnya dan kemampuannya dalam meningkatkan kelarutan senyawa aktif.
- Formulasi SNEDDS
Setelah bahan dipilih, tahap selanjutnya adalah merumuskan campuran SNEDDS. Dalam tahap ini, peneliti menggunakan teknik formulasi yang tepat untuk menciptakan campuran optimal antara minyak, surfaktan, dan ko-surfaktan. Rasio bahan ini ditentukan berdasarkan uji coba awal dan respons terhadap formulasi.
- Evaluasi Karakteristik Fisik
Setelah formulasi, karakteristik fisik seperti ukuran droplet, distribusi ukuran, dan stabilitas emulsi dievaluasi. Teknik seperti Dynamic Light Scattering (DLS) digunakan untuk mengukur ukuran droplet, sementara stabilitas diuji dengan metode penyimpanan dalam berbagai kondisi.
- Uji Bioavailabilitas
Salah satu tujuan utama dari pengembangan SNEDDS adalah untuk meningkatkan bioavailabilitas obat. Uji ini dilakukan untuk menentukan seberapa baik obat dapat diserap dalam tubuh setelah administrasi. Metode in vitro dan in vivo digunakan untuk mengevaluasi efektivitas sistem pengantaran ini.