Berita Terkini
Silahkan hubungi Redaksi IAINews melalui email : humas@iai.id
HOME

Apoteker Bertamu PC IAI Sleman, Wujud Kepedulian IAI Pada Program Eliminasi TB di Indonesia

bertamu sleman 6

Beberapa Kalurahan yang memiliki angka tinggi kasus TB dan belum tuntas dalam skrining TB menjadi salah satu unsur yang menjadikan pertimbangan pemilihan tempat dilaksanakannya Apoteker Bertamu.

Setelah melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Sleman, Pemangku Desa, Puskesmas Ngemplak 2 dan Siklus Indonesia, kegiatan Apoteker Bertamu  dilaksanakan di Puskesmas Pembantu Pokoh Wedomartani dan Puskesmas Ngemplak 2.

Selasa, 12 November 2024 Apoteker Bertamu diselenggarakan di Puskesmas Pembantu Pokoh Wedomartani bersamaan dengan kegiatan ACF (Active Case Finding) yang merupakan program dari Dinas Kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas untuk penemuan kasus TB aktif.

Peserta merupakan pasien yang telah dilakukan IK ( investigasi kontak) yang dilakukan oleh kader TB Puskesmas Ngemplak 2 sebanyak 27 orang.

Rangkaian kegiatan ialah pemeriksaan kesehatan, meliputi pemeriksaan riwayat penyakit dan gejala, pemeriksaan dahak dan pemeriksaan rontgen dada oleh petugas dari Siklus dan pusksemas Ngemplak 2.

Setelah pemeriksaan Kesehatan dilakukan edukasi pencegahan tuberkulosis, skrining TB serta pengumpulan data terkait pengetahuan dan sikap masyarakat tentang TB yang dilakukan oleh Apoteker Sleman.

Kegiatan Apoteker Bertamu dilanjutkan pada  15 November 2024 di Puskesmas Ngemplak 2.

Target peserta ialah pasien yang berada di poli penyakit menular dengan gejala ISPA.

Beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada program  Apoteker Bertamu kali ini diantaranya adalah edukasi pencegahan tuberkulosis oleh apoteker dan skrining TB serta pengumpulan data terkait pengetahuan dan sikap masyarakat tentang TB.

Edukasi yang dilakukan sangat diperlukan oleh pasien maupun masyarakat, hal ini dapat dilihat dari data yang terkumpul masih ada masyarakat yang belum paham tentang penyakit Tuberkolusis dan cara penanggulangannya.

Dengan adanya edukasi pada masyarakat diharapkan masyarakat memiliki pengetahuan tentang penyakit Tuberkolusis dan bagaimana cara menangulanginya, serta tidak lagi ada stigma dan diskriminasi terhadap kasus TB di masyakarat.

Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat membentuk dan mengembangkan warga peduli TB serta memastikan warga yang terduga TB memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan.***

Exit mobile version