HOME

Fasyankes Wajib Laporkan Temuan TB, Jadi Bahan Penilaian Akreditasi

TOSS TBC
Peluncuran pelatihan jarak jauh daring (e-learning) TBC (Foto: dok.IAI)

Acara peluncuran e-learning ini dihadiri oleh beberapa pejabat penting, termasuk dr. Tiffany Tiara Pakasi, Ketua Tim Kerja Tuberkulosis, Direktorat P2PM, Kementerian Kesehatan, serta perwakilan dari Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) yang juga turut diundang dalam acara ini. Tujuan dari e-learning ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang terstandardisasi tentang penanggulangan TBC bagi tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan swasta.

Menurut Dr. Tiffany Tiara Pakasi, Ketua Tim Kerja Tuberkulosis, Direktorat P2PM, Kementerian Kesehatan, e-learning Tuberkulosis ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan swasta. “Pelatihan jarak jauh ini memungkinkan para tenaga kesehatan di seluruh Indonesia untuk memperoleh akses ke materi pelatihan dan meningkatkan kompetensinya dalam penanggulangan Tuberkulosis, tanpa harus meninggalkan tempat kerja mereka. Hal ini sangat penting mengingat beban Tuberkulosis yang masih tinggi di Indonesia, dan tantangan yang dihadapi dalam mencapai target 90% kesembuhan pada tahun 2024,” ujarnya.
Selain itu, e-learning Tuberkulosis ini juga memberikan materi pelatihan yang komprehensif untuk meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan penanggulangan Tuberkulosis di fasilitas pelayanan kesehatan swasta. Materi pelatihan ini meliputi pengenalan tentang Tuberkulosis, diagnosis dan penanganan, pengobatan, dan manajemen kasus. Peserta juga akan diajarkan tentang program DOTS (Directly Observed Treatment, Short-Course), yang merupakan strategi utama dalam penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia.

Pelatihan e-learning ini diluncurkan juga sebagai tindak lanjut dari Peraturan Presiden (Perpres) 67/2021 mengenai penanggulangan TBC.

E-learning TBC ini dapat diakses melalui website https://lms.kemkes.go.id/ yang terdiri dari beberapa modul interaktif dengan voice over, storyboard, video tutorial, serta video lainnya yang diharapkan dapat memperjelas materi yang disampaikan. Pada akhir setiap modul, terdapat latihan soal dan rangkuman untuk mereview materi yang sudah didapatkan. Sertifikat dapat diberikan apabila peserta mengikuti dan menyelesaikan seluruh modul pelatihan e-learning. Sertifikat tersebut berbentuk e-sertifikat ber-SKP dan sesuai dengan profesi masing-masing.

Program e-learning ini disusun oleh Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan beberapa organisasi profesi seperti Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), dan Perhimpunan Teknisi Laboratorium Kesehatan Indonesia (PATELKI). Program ini juga didukung oleh USAID TB Programmatic Support (TBPS).

Exit mobile version