Dengan kata lain apoteker yang dibantu dengan TTK menjadi rujukan utama masyarakat soal obat-obatan, termasuk juga melakukan swamedikasi.
“Kalau bicara pengobatan termasuk upaya swamedikasi harus komprehensif, teliti dan akurat, artinya dosis tidak boleh lebih atau tidak boleh kurang. Di sinilah salah satu peran penting dari apoteker itu, di samping sebagai sumber informasi masyarakat soal obat,” ujar kepala Dinkes Kutim.
Sementara itu, Mr. Matt adalah apoteker dengan 260 ribu followers Instagram dan 1.607 followers pada akun Tiktok.
Mr. Matt juga alumnus Master Farmasi dari Alberta University Canada yang menguasai 8 bahasa asing, juga pembicara nasional dan internasional.
Materi sesi pertama yang disampaikan oleh Mr. Matt adalah terkait Swamedikasi Penanganan ISPA, Nyeri, dan Alergi. Sementara untuk materi sesi kedua Farmakoterapi Hipertensi.
Mr. Matt menjelaskan terkait permasalahan penyakit ISPA cenderung meningkat pada beberapa dekade terakhir baik secara global maupun nasional.
ISPA menjadi masalah kesehatan masyarakat baik di negara maju maupun di negara berkembang.
Mr. Matt juga menjelaskan penggolongan obat serta mekanisme obat ditinjau dari aspek farmakologi molekuler obat termasuk dosis dan aturan pakainya.
Diakhir kegiatan, Ketua IAI PC Kutai Timur Hasnawati juga menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak.
“Semoga apa yang sudah kami putuskan bersama pada rapat kerja cabang maupun kegiatan talkshow kefarmasian dapat membawa Apoteker di Kutai Timur semakin solid dan maju, serta terus upgrade pengetahuan terkait farmakologi obat. Tak lupa juga kami sampaikan terima kasih kepada Panitia Pelaksana serta sponsorship yang telah sukses menyelenggarakan kegiatan ini”, Ungkap Hasnawati. (Eka Siswanto Syamsul Tim Media Nasional PP IAI/ PD IAI Kaltim)