HOME

Seminar Terobosan Pelayanan Farmasi Klinis untuk Pasien Diabetes!

Seminar DM

Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB), yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan Kolegium Ilmu Farmasi Indonesia (KIFI), mengadakan seminar dan workshop dengan judul “Praktik Pelayanan Farmasi Klinis pada Pasien Diabetes Melitus” di Hotel Aston Denpasar pada hari Kamis hingga Sabtu, 19-21 September 2024.

Acara dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Dr. dr. I Nyoman Gede Anom, M. Kes.,  diikuti oleh lebih dari 300 tenaga kefarmasian (apoteker dan tenaga vokasi farmasi) secara daring maupun luring.

Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan mutu dan kompetensi tenaga kefarmasian, terutama di bidang farmasi klinis, melalui pelatihan dan seminar yang dapat diakses secara luas melalui webinar.

Diabetes mellitus (DM) telah menjadi salah satu masalah kesehatan yang signifikan di Indonesia, beralih dari penyakit menular ke penyakit tidak menular.

Laporan Survei Kesehatan Indonesia 2023 dari Kementerian Kesehatan menunjukkan, prevalensi DM pada semua usia penduduk Indonesia mencapai 1.7% pada 2023, menjadikannya salah satu dari lima penyakit paling umum yang diderita.

Fenomena ini menuntut perhatian serius, mengingat dampak sosial dan ekonomi yang dapat ditimbulkan dari pengelolaan yang tidak memadai.

Dalam seminar ini, narasumber utama Prof. Dr. Apt. Keri Lestari, M.Si., yang juga Ketua Kolegium Ilmu Farmasi Indonesia, membahas berbagai aspek penting dalam pelayanan farmasi klinis bagi pasien DM.

Ketua KIFI, Prof. Dr. apt. Keri Lestari, M.Si.

Materi yang diangkat meliputi pemahaman mendalam mengenai konsep dasar penyakit, patofisiologi, serta penanganan klinis yang efektif.

Para peserta diharapkan dapat mengembangkan keterampilan dalam penggunaan obat antidiabetik, pengelolaan terapi insulin, serta identifikasi dan mitigasi interaksi obat yang mungkin terjadi.

“Pengembangan kompetensi tenaga kefarmasian sangat penting untuk menghadapi tantangan kesehatan saat ini, terutama dalam menangani DM yang terus meningkat,” ungkap Prof. Keri.

“Kami berharap seminar ini dapat memberikan wawasan baru dan praktik terbaik yang dapat diterapkan oleh tenaga kefarmasian dalam pelayanan sehari-hari.” lanjutnya.

Kegiatan ini juga memfasilitasi interaksi dan diskusi antara peserta, sehingga dapat berbagi pengalaman dan strategi dalam menangani kasus-kasus DM.

Melalui pendekatan ini, diharapkan para peserta dapat kembali ke tempat kerja mereka dengan pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik, serta mampu memberikan pelayanan farmasi klinis yang optimal bagi pasien.

Exit mobile version