HOME

Anak yang Dilahirkan Melalui Bayi Tabung: Risiko Penyakit Jantung Bawaan yang Perlu Diketahui

newborn baby sleeping embrace mother scaled
https://www.freepik.com/

SEBUAH penelitian yang dipublikasikan oleh European Society of Cardiology (ESC) dalam European Heart Journal menunjukkan bahwa anak yang lahir melalui teknologi reproduksi berbantuan, seperti program bayi tabung (fertilisasi in vitro atau injeksi sperma intrasitoplasma), memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit jantung bawaan dibandingkan dengan anak yang dikandung secara spontan.

Penyakit jantung bawaan adalah kelainan yang dapat mengancam keselamatan jiwa. Meskipun penyebabnya sebagian besar tidak diketahui, kelainan kromosom, faktor genetik, dan lingkungan dapat berkontribusi sebagai faktor risiko.

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko tersebut antara lain usia ibu, kebiasaan merokok, diabetes, obesitas, serta penggunaan obat selama kehamilan, seperti antidepresan atau antiepilepsi. Ibu dengan riwayat penyakit jantung bawaan juga termasuk dalam kategori risiko.

Analisis dalam studi ini melibatkan 7.747.637 anak yang lahir di Denmark (1994-2014), Finlandia (1990-2014), Norwegia (1984-2015), dan Swedia (1987-2015), termasuk 171.735 anak yang lahir melalui program bayi tabung.

Penelitian ini menganalisis data anak yang lahir dari fertilisasi in vitro, injeksi sperma intrasitoplasma, transfer embrio beku dan segar, serta kehamilan secara spontan. Hubungan antara program bayi tabung dan penyakit jantung bawaan dianalisis menggunakan regresi logistik multivariabel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyakit jantung bawaan mayor terdeteksi pada 3.159 anak yang lahir melalui program bayi tabung dan 86.824 anak yang lahir secara spontan.

Penyakit jantung bawaan yang lebih berat terdeteksi pada 594 anak lahir dengan program bayi tabung, dibandingkan dengan 19.375 anak lahir secara spontan. Risiko serupa ditemukan pada metode fertilisasi in vitro dan injeksi sperma intrasitoplasma, serta antara transfer embrio beku dan segar.

Studi ini mengungkapkan efek buruk dari program bayi tabung, di mana meskipun sebagian besar anak dengan penyakit jantung bawaan dapat bertahan hidup hingga dewasa, mereka tetap menghadapi masalah kesehatan jangka panjang.

Data menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja dengan penyakit jantung bawaan memiliki risiko stroke iskemik 11 kali lipat lebih tinggi. Di kalangan orang dewasa, mereka berisiko mengalami hipertensi arteri pulmonalis dan endokarditis.

Selain itu, orang dewasa di bawah usia 42 tahun dengan penyakit jantung bawaan berisiko mengalami gagal jantung kongesti dan atrial fibrilasi.

Berdasarkan temuan studi ini, diperlukan pemantauan, analisis risiko, dan perawatan yang lebih baik bagi ibu hamil yang menjalani program bayi tabung.

Exit mobile version