Samarinda, IAI News – Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) menggelar kegiatan penyuluhan mengenai Antibiotika Bijak, Cacar Monyet, serta Edukasi DAGUSIBU, yang dilaksanakan pada Sabtu (2/10/2024).
Kegiatan ini juga disertai dengan cek kesehatan gratis, termasuk pemeriksaan gula darah, asam urat, dan tekanan darah.
Aat Arafat, mahasiswi UMKT, menjelaskan bahwa penyuluhan tersebut dibimbing oleh seorang dosen dan 12 mahasiswi dari Program Studi Farmasi UMKT.
Acara ini diikuti oleh warga RT 04 Kelurahan Teluk Lerong Ulu, yang terdiri dari ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), remaja, serta bapak-bapak.
Sumardi, Ketua RT 04 Kelurahan Teluk Lerong Ulu, mengucapkan selamat datang dan berterima kasih kepada civitas akademika Farmasi UMKT atas kepercayaan dan kedatangan mereka ke wilayah RT 04 Teluk Lerong Ulu.
Dr. apt. Dwi Lestari, M.Si., menjelaskan bahwa kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan lanjutan dari Kuliah Kerja Praktik (KKP) yang bertujuan untuk meningkatkan soft skills serta kepedulian sosial mahasiswa.
“Selain itu, kegiatan ini juga memperbanyak relasi dan memperpanjang silaturahmi, sekaligus sebagai bentuk pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi dalam pengabdian masyarakat,” ujarnya.
Dalam penyuluhan ini, tiga mahasiswi Farmasi UMKT, yaitu Nadia Amalia, Aat Arafat, dan Cindy Ananda, menyampaikan materi yang bermanfaat. Aat Arafat mengingatkan pentingnya penggunaan antibiotik yang bijak.
“Jangan gunakan antibiotik di luar petunjuk dokter dan apoteker, jangan membeli antibiotik tanpa resep, serta jangan memberikan antibiotik kepada orang lain,” tegasnya.
Cacar Monyet (Monkeypox) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dari kelompok yang mirip dengan virus penyebab cacar. Penyakit ini tergolong zoonosis langka yang disebabkan oleh virus Monkeypox, bagian dari Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae.
“Cacar monyet tidak hanya dapat ditularkan melalui monyet, tetapi juga dapat menular dari hewan pengerat seperti tikus dan tupai, serta dapat menular antar manusia, meskipun risikonya kecil,” ujar Cindy Ananda.
Selain itu, dalam edukasi DAGUSIBU (Dapatkan Obat yang Baik dan Benar), Nadia Amalia menjelaskan pentingnya mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat dengan benar.
“DAGUSIBU merupakan program pendamping dari pemberian materi mengenai stunting, yang bertujuan untuk membuka literasi dan pemahaman masyarakat tentang cara yang benar dalam memperoleh, menyimpan, dan membuang obat,” jelas Nadia.
Dalam pemaparannya, Nadia juga menekankan pentingnya memperoleh obat dari sarana pelayanan kefarmasian yang sah, seperti apotek, toko obat berizin, rumah sakit, dan puskesmas, dengan tetap memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.