HOME

Kampung ASK ME DAGUSIBU: Pentingnya Kolaborasi dalam Penguatan Kontribusi dan Citra Apoteker di Masyarakat

Aminullah IAI Sulsel

PENGURUS Pusat (PP) Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) kembali membuat terobosan. Tepatnya, saat HUT IAI ke-68, Ahad, 18 Juni 2023 meluncurkan Program Kampung Apoteker Sahabat Keluarga Melayani Edukasi Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang (ASK ME DAGUSIBU) obat dengan benar. PP IAI paham betul akan potensi Apoteker di Indonesia.

Secara organisasi, Apoteker terstruktur hingga level Provinsi dan Kabupaten/Kota. Sehingga, pemberdayaan apoteker secara kualitas dan kuantitas akan memberikan dampak besar buat Indonesia.

Akan kah menguatkan citra Apoteker?

Kampung ASK ME DAGUSIBU memiliki misi mulia. Kampung binaan ini akan membantu dan memandu masyarakat menggunakan obat dengan benar.

Masyarakat akan lebih diberdayakan sehingga memperoleh manfaat dan terhindar dari kejadian yang tidak diinginkan. Jika dikelola dengan baik, maka Kampung ASK ME DAGUSIBU akan menjadi branding khas. Perlu dijaga bersama. Pastinya, akan berdampak besar menguatkan citra Apoteker di masyarakat Indonesia.

Membaca rekam jejak digital, sejak diluncurkan oleh PP IAI, telah banyak PD dan PC yang telah memiliki kampung binaan dan atau melakukan edukasi DAGUSIBU, baik ditingkat RT, RW maupun desa/kelurahan. Misalnya di Yogyakarta, Bengkulu, Bogor, Jakarta Selatan, Sidomulyo, Balikpapan, Padang Panjang, Bukittinggi, Halmahera, Sleman, Sulawesi Selatan, Makassar dan beberapa tempat lainnya.

PP IAI sendiri memusatkan kegiatan WPD 2023 dan kegiatan Kampung ASK ME DAGUSIBU di Kota Ambon.

Apakah program Kampung ASK ME DAGUSIBU ini telah menjadi cerita viral di Indonesia? Saya kira, belum. PP IAI perlu melakukan evaluasi bersama, merapatkan barisan agar gerakan ini menjadi gerakan sadar bersama sehingga didukung oleh seluruh Apoteker di PD dan PC IAI di Indonesia.

Bagaimana menyempurnakan kegiatan ini?

Di Sulawesi Selatan, kampung ASK ME DAGUSIBU dilaksanakan oleh PD IAI Sulawesi Selatan, PC IAI Wajo, PC IAI Maros, PC IAI Gowa dan PC IAI Makassar. Bentuk kegiatannya berupa penyuluhan DAGUSIBU disertai dengan pemeriksaan kesehatan (tekanan darah, gula darah, asam urat, dan kolesterol) dan pemberian obat-obatan. Kegiatan ini dengan bekerja sama dengan Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin, Universitas Almarisah Madani, kader Posbindu Perumahan Puri Asri, Puskesmas Antara, Dinkes Kota Makassar dan Dinkes Kabupaten Maros.

Menurut pengamatan saya dalam pelaksanaan kegiatan ini, ada beberapa saran yang perlu menjadi perhatian bersama apoteker di level PP, PD dan PC IAI sehingga program Kampung ASK ME DAGUSIBU menjadi program yang berkesan dan menjadi branding apoteker di masyarakat Indonesia meliputi:

  1. Penyusunan materi ASK ME DAGUSIBU

PP IAI perlu memperkuat tim internal dalam hal konsep dengan melibatkan Perguruan Tinggi Farmasi untuk menyiapkan dan menyusun materi-materi yang sesuai, dan menarik yang akan dibawakan saat memberikan edukasi obat kepada masyarakat. Saya lihat ini belum ada. Ribuan apoteker yang akan terlibat memberikan edukasi perlu memiliki standar materi yang sama. Target warga dalam 1 RT/RW tentu akan bosan jika disuguhi materi dan metode sama yang berulang. Oleh karena itu, PP IAI perlu menyusun buku pegangan apoteker dengan beberapa topik dan metode yang berbeda yang akan memberikan edukasi kepada masyarakat.

  1. Pelatihan Nasional Apoteker Penyuluh Kampung ASK ME DAGUSIBU

Setelah konsep materi matang, barulah PP IAI menginisiasi pelatihan Apoteker Penyuluh Kampung ASK ME DAGUSIBU secara nasional. Apoteker penyuluh ini akan disiapkan untuk tujuan strategis organisasi jangka panjang, bisa saja membangun kolaborasi dengan pemerintah dan instansi lainnya.

Exit mobile version