HOME

Mengukur Kualitas Hidup Pasien dan Manfaat Obat terhadap Biaya

full frame shot coins farmakoekonomi

Pada QALY, pertambahan usia (dalam tahun) sebagai hasil intervensi disesuaikan nilainya dengan kualitas hidup yang diperoleh (Bootman et al., 1996).

Unit utilitas, termasuk QALY, merupakan sintesis dari berbagai hasil (outcome) fisik yang dibobot menurut preference terhadap masing-masing hasil pengobatan tersebut.

QALY didasarkan pada keyakinan bahwa intervensi kesehatan dapat meningkatkan survival (kuantitas hidup) ataupun kemampuan untuk menikmati hidup (kualitas hidup).

Pada penghitungan besaran utilitas yang paling banyak dipakai ini, dilakukan pembobotan kualitas terhadap setiap tahun pertambahan kuantitas hidup yang dihasilkan suatu intervensi kesehatan.

Dengan demikian, QALY merupakan penggabungan dari kedua elemen tersebut.

Selain CUA, metode lainnya yang digunakan dalam Farmakoekonomi yaitu Analisis Manfaat-Biaya (Cost Benefit Analysis, CBA).

CBA adalah suatu teknik analisis yang diturunkan dari teori ekonomi, di mana menghitung dan membandingkan surplus biaya suatu intervensi kesehatan terhadap manfaatnya.

Untuk itu, baik surplus biaya dan manfaat diekspresikan dalam satuan moneter (misal. Rupiah, US Dollar).

Suatu program kesehatan selalu diperbandingkan dengan beberapa alternatif, baik dengan program/intervensi kesehatan lainnya maupun dengan tidak memberikan program/ intervensi.

Parameter outcome diukur dengan satuan moneter (mata uang), umumnya dengan Kemauan untuk Membayar (Willingness to Pay, WTP).

Dan untuk menghitung surplus biaya program/intervensi, biaya dari program/intervensi dan hal-hal terkaitnya (misal. obat, dokter, rumah sakit, home care, biaya pasien dan keluarga, biaya kehilangan produktivitas, biaya lain karena hilangnya waktu, dll) dikurangi biaya yang serupa dari program/intervensi lainnya.

CBA menggunakan perspektif sosial (masyarakat) dan mencakup seluruh biaya dan manfaat yang relevan.

Namun, perhitungan dari biaya (terutama biaya tidak langsung) yang terkait biasanya diperdebatkan/kontroversial.

CBA jarang digunakan untuk membandingkan obat atau alternatif terapi medis karena pertimbangan etika.

Penilaian kondisi kesehatan menggunakan nilai moneter dan metode yang dipakai untuk hal tersebut seringkali diperdebatkan.

Kesulitan CBA adalah melakukan konversi/menerjemahkan kondisi klinis non-moneter dan outcome kualitas hidup (misal. tahun hidup terselamatkan) menjadi nilai moneter.

Lebih lanjut, metode yang umum digunakan untuk melakukan konversi/ penerjemahan tersebut yaitu Kemauan untuk Membayar (Willingness to Pay, WTP) mengundang perdebatan etika karena condong kepada preferensi kekayaan.

Exit mobile version