HOME

Process Analytical Technology Belum Masif Diterapkan di Industri Farmasi Indonesia

revolusi 1

Teknologi ini mengintegrasikan alat analitik dan sensor untuk memantau berbagai parameter selama produksi, memastikan bahwa setiap langkah memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.

Penerapan Process Analytical Technology (PAT), RTRT, maupun CM memberikan manfaat signifikan bagi industri farmasi.

Manfaat itu antara lain pemahaman yang lebih baik tentang proses produksi yang mengarah pada pengembangan produk yang lebih cepat dan peningkatan efisiensi.

Disamping itu, adanya jaminan kualitas produk dengan biaya lebih rendah, dan pencegahan hasil yang tidak sesuai spesifikasi.

PAT juga mampu melakukan penghematan biaya melalui pengurangan waktu siklus produksi dan peningkatan kapasitas serta produktivitas.

Process Analytical Technology (PAT) juga mampu meningkatkan keselamatan proses melalui otomatisasi, serta pengolahan yang ramah lingkungan dengan mengurangi limbah dan konsumsi energi.

Meskipun manfaatnya besar, implementasi PAT, RTRT, maupun CM di Indonesia masih dihadapkan pada beberapa kendala utama.

Kendala tersebut yaitu infrastruktur teknologi yang belum memadai, biaya investasi awal yang relatif tinggi, kurangnya sumber daya manusia yang terlatih, dan regulasi yang belum mendetail dalam mengatur penggunaan teknologi ini.

Langkah-langkah strategis diperlukan untuk mengatasi tantangan ini, termasuk pengembangan infrastruktur teknologi, pelatihan intensif bagi tenaga kerja, penyesuaian regulasi yang lebih terperinci, serta kolaborasi antara pemerintah, industri, dan institusi pendidikan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman.

‘’Saat ini, PT Kalbe Farma Tbk telah menerapkan Process Analytical Technology (PAT) dan RTRT di Indonesia,’’ ungkap apt Ardhian Tirta, Manajer Penjaminan Mutu PT Kalbe Farma Tbk dalam seminar tersebut.

‘’Langkah ini menunjukkan komitmen kuat perusahaan farmasi dalam mengadopsi teknologi terbaru untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produknya,’’ lanjut apt Ardhian Tirta.

‘’Dengan keberhasilan implementasi ini, PT Kalbe Farma Tbk berhasil memangkas waktu produksi, memperbaiki pemahaman akan proses produksi, dan meningkatkan jaminan terhadap kualitas produknya,’’ jelas apt Ardhian Tirta.

PT Kalbe Farma Tbk juga berkolaborasi dengan BPOM RI dalam proses penerapan teknologi PAT dan RTRT ini.

Harapannya BPOM RI dapat menyusun regulasi dan panduan yang lebih terperinci sehingga dapat memfasilitasi adopsi teknologi serupa oleh perusahaan farmasi lain di Indonesia.

‘’Langkah ini diharapkan mendorong lebih banyak lagi perusahaan farmasi di Indonesia untuk bersama-sama dengan PT Kalbe Farma Tbk dalam mengimplementasikan teknologi dan mengubah paradigma dalam memproduksi sediaan farmasi,’’ ujar apt. Ardhian Tirta.

Exit mobile version