‘’Jadi prof Dr Midian Sirait dalam mewujudkan tata kelola obat yang bermanfaat untuk menjamin khasiat, keamanan dan mutu di Indonesia sangat penting,’’ tegas Rizka Andalusia.
Pada kesempatan tersebut, Sekrretaris Umum YPDT, Andaru Sasnyoto mengungkapkan sosok Midian Sirait sebagai sosok yang sangat menghargai adat budaya Batak.
Penghargaan tersebut menjadi benih dari pemikiran dan tindakannya, yang mampu mempertemukan pemikiran tradisional dan modern dalam medium budaya masyarakat yang terbuka.
Dalam perjalanannya, semangat patriotisme Midian Sirait tumbuh melalui sekolah pertukangan Jepang, dimana Bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar dan beragam latar belakang sosial peserta sekolah dari berbagai daerah.
Sementara pendidikan di Jerman memberikan Midian Sirait pematangan pemikiran dan keterlibatan yang lebih jauh dalam perkembangan negara dan bangsa.
‘’Masa pendidikan dari tahun 1956 – 1961 dalam waktu yang relatif singkat, dapat menyelesaikan studi menjadi sarjana farmasi hingga doktor di bidang pengetahuan alam dan fitokimia,’’ jelas Andaru Sasnyoto kemudian.
Melalui organisasi Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Midian Surait mendorong agar pemerintah lebih menaruh perhatian terhadap masalah-masalah pembangunan.
Midian Sirait juga mengkritik pemerintah yang membuat front nasional menjadi tempat yang leluasa untuk berperannya faktor komunis atau PKI dalam politik nasional.
Front nasional ini juga menempatkan Pancasila sebagai alat untuk membelah masyarakat yang pro dan anti revolusi.
Midian Sirait lahir di Lumban Sirait, Sumatera Utara pada 12 November 1928. Di usia 83 tahun, tepatnya Minggu, 9 Desember 2011 sekitar pukul 09.25 meninggal di RS Pondok Indah, Jakarta.
Midian meninggalkan tiga anak, Sondang Sirait (61), Poltak Sirait (60) dan Sinta Sirait (55) serta 4 orang cucu.
Midian dimakamkan di tanah kelahirannya di Porsea, Sumatera Utara, pada Rabu, 12 Januari 2011.
‘’Bapak sebenarnya bisa dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, tapi atas permintaan beliau dimakamkan di tanah kelahirannya bersama mama kami, Dra Ellen Kunze boru Situmorang,’’ ujar Poltak.
Sejumlah tanda kehoramatan diterima Midian Sirait, salah satunya Tanap Kehormatan RI Bintang Mahaputera Utama yang diserahkan Presiden Susilo bambang Yudhoyono, pada Jumat, 13 Agustus 2010 di Istana Mereka.
Tanda Kehormatan ini dianugerahkan kepada tokoh yang dianggap berjasa dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan bangsa.***