JAKARTA, IAINews – Univesitas Kristen Indonesia dan Yayasan Pecinta Dana Toba (YPDT) sepakat mengusulkan Prof Dr Midian Sirait sebagai pahlawan nasional karena rekam jejaknya yang luar biasa dalam sejarah kebangsaan Indonesia, terutama di bidang kefarmasian.
Ikatan Apoteker Indonesia mendukung penuh usulan tersebut, mengingat Prof Dr Midian Sirait memiliki rekam jejak yang sangat kental bagi IAI.
‘’IAI adalah organisasi profesi apoteker yang sudah berdiri sejak tahun 1955. Dahulu organisasi IAI bernama ISFI, dimana Prof Midian Sirait pernah menjabat sebagai Ketua DPP ISFI,’’ tutur apt Noffendri Roestam, S.Si, saat memberikan sambutan dalam seminar nasional ‘Perjuangan Prof Dr Midian Sirait dalam Pembangunan Kesehatan di Bidang Farmasi dan Obat di Indonesia sebagai Wujud Pemenuhan Hak Asasi Manusia’ di Graha William Soeryadjaya, Universitas Kristen Indonesia (UKI), Cawang, Jakarta, Selasa, 10 Desember 2024.
‘’Jejak sejarah peran Prof Midian Sirait dapat kita lihat melalui prasasti peresmian gedung sekretariat ISFI, sekarang IAI pada tahun 1983,’’ ungkap apt Noffendri Roestam.
Pada kesempatan yang sama, Kepala BPOM tahun 2001-2006, Dr apt Sampurno menuturkan peran Midian Sirait mendirikan Peerusahaan Umum (Perum).
‘’Peran Prof Midian Sirait dalam membangun Pabrik Obat Esensial Nasional di Cibitung tidak bisa dipandang sebelah mata,’’ ungkap Sampurno.
‘’Prof Midian Sirait membangun Pabrik Obat Esensial Nasional tersebut dengan soft load dan grant dari pemerintah Italia, itulah salah satu peran penting beliau,’’ tegas Sampurno.
Menurut Sampurno, produksi obat Inpres dengan daftar A, B dan C untuk menjamin ketersediaan obat, terutama di puskesmas di seluruh Indonesia.
‘’Sayangnya, program strategis ini mengalami discontinue, penyediaan obat sektor publik dilakukan melalui mekanisme pasar bebas,’’ ungkap Sampurno menyesalkan.
Sementara itu, Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Lucia Rizka Andalusia memberikan apresiasi tinggi atas peran dan jasa Prof Dr Midian Sirait dalam mempelopori sistem pengawasan obat dan makanan secara nasional.
‘’Pengaturan, pengendalian dan pengawasan di bidang kefarmasian telah dapat ditata dan dilaksanakan dengan baik, terutama dengan pembagian peran pusat dan daerah yang merupakan buah pemikiran Prof Dr Midian Sirait,’’ papar Rizka Andalusia.
Rizka Andalusia mengemukakan, tata kelola supply chain obat dan vaksin yang efisien dan efektif sehingga ketersediaan dan akses masyarakat terhadap produk kesehatan dapat terjaga juga merupakan hasil dari kebijakan Prof Dr Midian Sirait.