Usai dikhitan, anak-anak mendapatkan obat-obatan yang harus diminum untuk mempercepat penyembuhannya.
Tim apoteker baik dari ATB maun PC IAI Pandeglang menyiapkan semua kebutuhan obat-obatannya dan memastikan informasi penggunaannya dipahami dengan baik.
Apt Mella dari ATB menjelaskan cara penggunaan obat kepada para orangtua peserta. Apt Mella berkomunikasi dengan menggunakan bahasa daerah setempat, sehingga lebih mudah dimengerti oleh warga.
Meskipun khitan ASIK gratis, namun seluruh kegiatan ini harus dilaksanakan sesuai prosedur yang ada. Semua yang terlibat di tim medis adalah tenaga kesehatan.
Usai dikhitan, selama sepekan, dilakukan pemantauan kepada para peserta, satu demi satu.
‘’Pemantauan ini dilakukan, karena ada kekhawatiran dijumpainya kendala, baik dari anak maupun orang tuanya dalam perawatan usai khitan, terutama dalam konsumsi obat yang diberikan,’’ ungkap apt. Zulhijrah, ketua ATB Banten saat memaparkan tim yang menangani khitan ASIK ini.
Semangat berbagi dan memberikan kontribusi terbaik kepada masyarakat terus dilakukan oleh relawan apoteker.
Komitmen tersebut tidak hanya ditunjukkan melalui aktivitas berbagi bantuan namun juga melalui pelayanan kesehatan dengan kegiatan kolaborasi seperti ini.
Menebar benih kebaikan hingga ke pelosok Banten sekaligus mengenalkan dan menghadirkan profesi apoteker di tengah masyarakat.***