HOME

Simposium dan Lokakarya Farmakovigilans: Menjaga Keamanan dan Keselamatan Pasien melalui Teknologi Digital

Foto Launching Pak OSMAN WSPV meutia faradilla
Foto Launching Pak OSMAN

Bandung, IAINews – Sekolah Farmasi ITB merayakan Dies Natalis ke-77 dengan menggelar Simposium dan Lokakarya Farmakovigilans bertajuk “Digital Technology Application in Pharmacovigilance”.

Acara yang bekerja sama dengan International Society on Pharmacovigilance (ISoP) Indonesia Chapter ini berlangsung pada 21 September 2024 di Gedung CRCS ITB, dan diikuti oleh 102 peserta dari berbagai kalangan, termasuk industri farmasi, pemerintah, praktisi apoteker, akademisi, dan mahasiswa.

Dalam sambutannya, Dekan Sekolah Farmasi ITB, Prof. Dr. apt. I Ketut Adnyana, menekankan pentingnya peningkatan keterampilan dalam penggunaan teknologi digital untuk farmakovigilans, khususnya dalam pengawasan keamanan obat di rumah sakit.

Sambutan Prof. Dr. apt. I Ketut Adnyana

Beliau menyoroti bahwa apoteker, baik di bidang akademik maupun praktisi, memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga keselamatan pasien yang menggunakan obat-obatan, terutama obat-obatan yang digunakan dalam jangka panjang, seperti obat antidiabetes.

Pengawasan berkelanjutan menjadi sangat penting karena data keamanan obat sering kali hanya mencakup periode tertentu, sementara penggunaannya dapat berlangsung seumur hidup.

Perwakilan ISoP Indonesia, Prof. dr. Jarir At Thobari, D.Pharm., PhD., dalam pidatonya menggarisbawahi pentingnya farmakovigilans dalam menjaga keselamatan pasien.

Beliau menekankan bahwa farmakovigilans adalah kebutuhan mendesak yang tidak bisa diabaikan, dan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dapat membantu mengelola risiko dengan lebih efektif.

Prof. Jarir juga menyatakan bahwa acara simposium ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan World Patient Safety Day 2024, di mana ISoP telah menyelenggarakan webinar global selama 24 jam tentang topik-topik yang berfokus pada keselamatan pasien.

ISoP Indonesia Chapter berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan berbagai pihak dalam meningkatkan kesadaran dan penerapan prinsip-prinsip farmakovigilans di Indonesia.

Simposium ini menghadirkan tiga pembicara utama, yaitu Roderick Salenga, RPh., MPH (WHO Indonesia), apt. Rizki Ayu Amalia (Roche Indonesia), dan Dr. Purnomo Husnul Khotimah (Pusat Riset Data dan Informasi BRIN).

Acara kemudian dilanjutkan dengan lokakarya yang dibagi menjadi tiga tema pilihan, yaitu: “Applying Evidence-Based Pharmacovigilance Strategies to Ensure Patient Safety”, dipandu oleh dr. Grace Wangge, PhD (Monash University Indonesia) dan apt. Zulfan Zazuli, PhD (SF ITB); “Hospital-Based Pharmacovigilance” yang dipandu oleh Evi Dwi Nofiarny (Dexa Group), Siti Afsyiah Abdoellah (BPOM), Julia Anggraini (RSUP Hasan Sadikin), Cindra Tri Yuniar (SF ITB), dan Rizki Ayu Amalia (Roche); serta “Leveraging Big Data for Enhanced Pharmacovigilance” yang dipandu oleh Dr. Rabia Hussain (USM), Dr. apt. Tjokorde Istri Armina Padmasawitri, dan Dr. apt. Hubbi Nashrullah (SF ITB).

Exit mobile version