Pada kesempatan itu Noffendri mengungkapkan program pemberdayaan masyarakat yang telah mulai digaungkan sejak tahun 2015 lalu melalui Gerakan Keluarga Sadar Obat (GKSO) dengan tagline Dagusibu (Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang obat secara baik dan benar).
Implementasinya kemudian dibentuk Kampung ASK ME Dagusibu (Apoteker Sahabat Keluarga Meyalani Edukasi Dapatkan Gunakan Simpan Buang) pada tahun 2023, bertepatan dengan HUT IAI ke-68.
Hingga tahun 2024, sudah ada sekitar 65 kampung binaan yang tersebar di 38 provinsi di Indonesia.
Dari jumlah tersebut 30 kampung berada di Jawa, 18 kampung di Sumatera, 6 di Sulawesi, 7 di Kalimantan dan masing-masing 1 kampung di Papua, Bali, NTT dan NTB.
Kegiatan ini melibatkan 650 orang apoteker sebagai pengelola kegiatan dan 5.210 masyarakat.
Dengan adanya kesamaan visi untuk menciptakan dampak besar dalam penggunaan obat di Indonesia, BPOM bersama IAI akan membentuk penyuluh sebanyak satu orang dan kader sebanyak dua orang dari perwakilan kampung binaan IAI yang telah terbentuk.
Sebagai tahap awal, dalam kegiatan Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) dan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) IAI 2024 yang diadakan di Mataram pada bulan Agustus mendatang, akan dilakukan Bimbingan Teknis Pembentukan Penyuluh dan Kader perwakilan IAI yang akan melakukan KIE kepada masyarakat.
Dengan adanya program ini nantinya diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang penggunaan obat, suplemen makanan, dan kosmetik yang aman dan efektif.***