HOME

Hari Farmasi Sedunia: Bukan Sekadar Seremonial Semata

portrait man working as chemist scaled
Freepik.com

HARI Farmasi Sedunia atau World Pharmacist Day (WPD) dicetuskan oleh The International Pharmaceutical Federation (FIP) setiap tanggal 25 September.

Berdasarkan informasi dari website FIP.org, penetapan tanggal tersebut memperingati berdirinya FIP pada tahun 1912, dan Dewan FIP mengadopsi tanggal ini menjadi Hari Farmasi Sedunia sejak tahun 2009.

Momen Hari Farmasi Sedunia bukan sekadar seremonial semata. FIP menjadikan tanggal 25 September sebagai kesempatan untuk mengenalkan peran penting apoteker dalam sistem kesehatan di seluruh dunia.

Untuk mencapai tujuan tersebut, FIP setiap tahunnya mengangkat tema berbeda dalam perayaan Hari Farmasi Sedunia. Pada tahun 2024, tema yang diangkat adalah “Apoteker Berkontribusi untuk Kesehatan Global.” Tema ini diadopsi oleh Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) pada tanggal yang sama setiap tahunnya.

IAI, dengan tema dan kegiatan yang ada dalam setiap perayaan WPD, berupaya berkontribusi untuk terus meningkatkan peran apoteker dalam sistem kesehatan.

Beragam kegiatan dilakukan pada hari perayaan ini. Menariknya, di tahun 2024, IAI tidak hanya melakukan perayaan bersifat seremonial, tetapi juga berkelanjutan.

Pada tahun 2023, IAI meluncurkan Program Kampanye Apoteker Sahabat Keluarga yang bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang (Kampung ASK ME DAGUSIBU). Kegiatan ini dilakukan secara berjenjang dari tingkat Pengurus Cabang, Pengurus Daerah, hingga Pengurus Pusat, diharapkan dapat memberikan dampak besar bagi kesehatan di Indonesia.

Pada tahun 2024, IAI melanjutkan program yang telah dijalankan pada 2023 dengan kegiatan baru, yaitu pelaksanaan Apoteker Bertamu (Berantas TB Bersamamu) di wilayah yang telah memiliki Kampung ASK ME DAGUSIBU.

Data IAI melaporkan peningkatan pemahaman dan sikap positif sebesar 15% di masyarakat di 65 Kampung ASK ME DAGUSIBU. Kolaborasi antara Kampung ASK ME DAGUSIBU dan Apoteker Bertamu diharapkan dapat meningkatkan hasil pengobatan TB.

Pada Hari TB Sedunia, 24 Maret 2024, Global TB Report menunjukkan bahwa Indonesia adalah salah satu dari 30 negara dengan kontribusi terbesar terhadap kasus TBC di dunia, berada di posisi kedua setelah India. Diperkirakan terdapat 1.060.000 kasus TBC dan 134 kematian akibat TBC per tahun di Indonesia.

Pengangkatan topik TB pada perayaan WPD tahun 2024 ini, melalui kolaborasi program Apoteker Bertamu dan Kampung ASK ME DAGUSIBU, diharapkan semakin menguatkan peran apoteker dalam sistem kesehatan global, khususnya di Indonesia.

Tindak lanjut kegiatan Apoteker Bertamu dilakukan oleh mahasiswa profesi PSPA UII, yang melibatkan 147 mahasiswa dan dosen untuk melakukan skrining dan edukasi TB kepada 500 warga di beberapa desa, termasuk Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, DIY.

Exit mobile version