HOME

Tantangan dan Peluang Profesi Apoteker dalam Menghadapi Dinamika Tren Kesehatan Global – Ketua PD IAI Sulsel

Screenshot 20241012 084731 Zoom Aulia Yahya

SULSEL, IAINews – Seiring dengan dinamika perkembangan dunia kesehatan, peran apoteker dalam meningkatkan layanan kefarmasian semakin kompleks. Paradigma pelayanan kefarmasian telah bergeser ke arah yang lebih langsung dan bertanggung jawab.

Hal ini disampaikan dalam kegiatan Pengenalan Organisasi dan Pembinaan Calon Anggota (POPCA) Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia Sulawesi Selatan (PD IAI Sulsel) pada Sabtu, 12 Oktober 2024.

Ketua PD IAI Sulsel, Apt. Andi Alfian, S.Si., M.Si., dalam sambutannya menjelaskan tantangan dan peluang profesi apoteker kepada peserta POPCA. “Bagi apoteker baru, peluang untuk berkiprah masih sangat terbuka lebar, terutama mengingat tantangan di dunia kesehatan yang semakin berkembang,” ungkapnya.

Andi Alfian mencatat bahwa prevalensi penyakit infeksi saat ini masih tinggi, dengan sekitar 2,6 juta ibu hamil positif Hepatitis B dan 35.936 kasus Tuberkulosis. Selain itu, terdapat 108.303 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dan peningkatan signifikan pada kasus pneumonia pada balita, yang melonjak dari 10% di tahun 2010 menjadi 34,8% di tahun 2020. Kasus infeksi re-emerging seperti diare, HVA, dan COVID-19 juga kembali marak.

Di sisi lain, penyakit degeneratif pun menunjukkan angka yang mengkhawatirkan, dengan 10,8 juta jiwa di Indonesia mengidap Diabetes Mellitus dan 61,37 juta kasus hipertensi, yang berarti mencakup 35% dari total populasi.

Biaya obat pada tahun 2023 mencapai 14% dari total pengeluaran bidang kesehatan, dengan sektor kuratif menyerap 68% dan sektor preventif 18%. Andi Alfian menekankan bahwa angka-angka ini berkorelasi langsung dengan dunia kefarmasian.

“Jumlah sediaan farmasi semakin banyak. Dari 2016 hingga 2021, tercatat 21.577 produk obat, 15.005 produk obat tradisional, dan 219.007 produk kosmetik,” paparnya.

Potensi serapan tenaga apoteker baru juga cukup besar, dengan data tahun 2020 menunjukkan 2.985 rumah sakit, 10.203 Puskesmas, 4.095 sarana produksi, dan 45.775 sarana distribusi kefarmasian, termasuk 30.199 apotek. “Tren swamedikasi di masyarakat semakin meningkat, sehingga kebutuhan akan edukasi juga perlu ditingkatkan,” jelasnya.

Andi Alfian juga menyinggung rasionalisasi jumlah kebutuhan apoteker di Indonesia. “Dengan populasi Indonesia yang saat ini mencapai 270 juta jiwa, jika mengikuti standar WHO, proporsional jumlah kebutuhan apoteker adalah 1:1.000. Maka, idealnya Indonesia memerlukan 270.000 apoteker. Saat ini, masih dibutuhkan 43.200 apoteker untuk mencapai angka ideal tersebut,” tutupnya.

Jalannya POPCA
Antusiasme apoteker lulusan baru di Sulsel untuk mengenal dan bergabung dengan Ikatan Apoteker Indonesia terbukti sangat tinggi, dengan lebih dari 250 apoteker baru dari Universitas Hasanuddin, Universitas Muslim Indonesia, Universitas Megarezky, dan Universitas Almarisah Madani yang turut serta dalam kegiatan POPCA PD IAI Sulsel. Kegiatan berlangsung secara hybrid di Zoom, dengan perwakilan apoteker baru dan pengurus yang hadir di sekretariat PD IAI Sulsel di Makassar.

Exit mobile version