HOME

Training Bijak Antibiotik pada Tenaga Kesehatan: Langkah Penting dalam Menangani Resistensi Antibiotik

AMR 1

“Resistensi antibiotik adalah ancaman serius yang bisa membawa kita kembali ke era sebelum antibiotik ditemukan, di mana infeksi sederhana bisa berakibat fatal,” kata dr. Wayan Gde Manik Saputra, SpMK., pakar mikrobiologi klinis dari Rumah Sakit Bali Mandara.

Pada sesi studi kasus, apt. Ida Ayu Manik Partha Sutema, M.Farm., koordinator program studi Farmasi Universitas Bali Internasional, mengatakan, “Pelatihan ini menekankan bagaimana para nakes melakukan diagnosis yang akurat dan menentukan apakah antibiotik benar-benar diperlukan atau tidak. Ini sangat penting untuk menghindari pemberian antibiotik yang tidak perlu’’.

Penyerahan sertifikat oleh koordinator OHCC kepada Koprodi Farmasi UNBI

Selain itu, pelatihan menekankan betapa pentingnya kerja sama antar profesional dalam menangani kasus AMR.

Secara terpisah, Dr. apt. IGA Rai Widowati, salah satu penggagas Sajaka mengatakan, “Apoteker adalah garda terdepan dalam memastikan bahwa antibiotik digunakan secara rasional’’.

‘’Mereka berperan penting dalam memberikan edukasi kepada pasien tentang pentingnya menghabiskan antibiotik sesuai resep dan tidak menyimpan sisa obat,” tutur IGA Rai Widowati.

Saat pelatihan berakhir, diharapkan setiap peserta dapat menjadi agent of change dalam komunitas mereka sendiri dengan mendorong penggunaan antibiotik yang bijak dan berpartisipasi dalam perjuangan global melawan AMR.

Dengan menerapkan long life learning diharapkan kesadaran tenaga kesehatan terus meningkat, sehingga AMR dapat ditekan dan pengobatan infeksi bakteri tetap efektif di masa depan.(Dr apt IGA Rai Widowati, Tim Media Nasional Humas PP IAI)***

Exit mobile version