HOME

Waspadai Pemilihan Produk Obat Bahan Alam dan Suplemen

wooden spoon filled with pills natural treatment scaled
https://www.freepik.com/

Samarinda, IAI News – Pengurus MKEAI dan Pengurus Daerah IAI Kaltim, yang juga Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda (STIKSAM), apt. Supomo, M.Si., dan Dr. apt. Eka Siswanto Syamsul, M.Sc., melakukan kegiatan penyuluhan bertajuk “Sosialisasi Cerdas Memilih Obat Tradisional dan Suplemen yang Aman” pada Minggu, 13 Oktober 2024, di Masjid Darul Falihin, Jl. Anggrek Sirana, Samarinda.

Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari jamaah Masjid Darul Falihin, dengan sekitar 70 orang yang hadir, termasuk Sekretaris Takmir Diyah Permana, Ustadz H. Damaizar Arif, Lc., M.Ag., Ustadz Achmad Banaruddin, serta Dewan Penasehat H. Zainuddin Achmad, Juandi, dan H. Iriansyah.

Dr. apt. Eka Siswanto Syamsul menyampaikan pentingnya kehati-hatian dalam memilih obat bahan alam dan suplemen, karena hal ini secara tidak langsung berpengaruh pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Masyarakat diharapkan tidak memilih produk yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan.

“Kalau bicara kesehatan, dari perspektif penyuluhan, bukan hanya tentang cara mengobati, tapi juga bagaimana menjalani hidup yang sehat. Terutama terkait suplemen yang berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Ini merupakan bagian dari program promosi kesehatan. Jadi, masyarakat harus lebih sadar bahwa menjaga pola hidup sehat itu sangat penting, meskipun sakit itu gratis, lebih baik kita tetap sehat,” tutur Dr. apt. Eka Siswanto Syamsul.

Ia juga menjelaskan beberapa produk bahan alam yang dilarang, seperti Cindelaras Capsul Lara Awak yang mengandung parasetamol dan dapat menyebabkan hepatotoksik, serta Urat Madu Gold yang mengandung sildenafil dan parasetamol, di mana dosis berlebih dapat berbahaya.

Lebih lanjut, Dr. Eka menjelaskan tentang penggunaan obat tradisional yang tidak tepat, yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Misalnya, penggunaan daun jati Cina yang tidak tepat dapat menyebabkan iritasi pencernaan, dan minuman jahe yang terlalu kental atau pedas dapat berisiko menyebabkan kecacatan janin pada kehamilan muda.

“Meningkatnya permintaan masyarakat terhadap produk jamu dan suplemen kesehatan di masa pandemi memunculkan klaim yang menyesatkan dan berlebihan, seperti produk jamu atau herbal yang diklaim dapat menyembuhkan atau membunuh virus Covid-19. Klaim ini sering dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,” ungkap Supomo.

Maka dari itu, menurut Supomo, peran pemerintah dan masyarakat, termasuk jamaah Masjid Darul Falihin, dalam pengawasan obat dan makanan sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap produk yang aman bagi kesehatan.

Exit mobile version