HOME

Aksi Nyata IAI PD Bengkulu : Edukasi Penggunaan Obat & Dampaknya dalam Dialog RRI Pro 1

Desain tanpa judul 2
Aksi Nyata IAI PD Bengkulu Mengedukasi Masyarakat Disiarkan dalam Berita Pagi LPP RRI Pro 1

 

Bengkulu, IAINews – Aksi nyata IAI PD Bengkulu dalam mengedukasi masyarakat mengenai penggunaan obat mendapat perhatian positif dari Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) Provinsi Bengkulu.

Pada Selasa (20/6/23), RRI menyampaikan edukasi bertema “Meningkatkan Pemahaman Penggunaan Obat Dan Dampaknya Dari Perspektif Apoteker” melalui kanal Dialog Bengkulu Pagi 92,5 FM dan kanal YouTube RRI NET Bengkulu (https://youtube.com/live/_W4J70mDWrc?feature=share).

Narasumber dalam edukasi tersebut adalah apt. Runni Harmoko, S.Farm., M.Ph dari Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, dan apt. Suci Rahmawati, M.Farm, Wakil Ketua 4 IAI PD Bengkulu Tahun 2023-2026.

Edukasi ini merupakan hasil kerjasama antara IAI dan RRI yang akan diikat dengan perjanjian kerjasama atau MoU di masa depan.

Program Dialog Bengkulu Pagi merupakan program rutin yang disiarkan oleh RRI dengan beragam tema setiap pagi. Dialog ini terbagi menjadi dua sesi yang merujuk pada tema “Dapatkan dan Gunakan Obat dengan Benar” dalam sesi pertama, dan “Simpan dan Buang Obat dengan Benar”

dalam sesi selanjutnya. Apt. Runni menjelaskan bahwa Menteri Kesehatan telah meluncurkan program resmi bernama “Apoteker Agent of Change (AoC)” yang diwakili oleh apoteker dari setiap daerah yang dilatih untuk memberikan pemahaman tentang pembelian, penyimpanan, dan pembuangan obat kepada masyarakat.

“Masyarakat di Provinsi Bengkulu masih minim informasi dan membutuhkan pendampingan dari apoteker. Harapannya, dengan adanya pendampingan ini, banyak anak bangsa yang dapat terhindar dari bahaya dan penggunaan obat akan menjadi lebih rasional, sehingga mengurangi efek samping,” paparnya.

Masyarakat sering kali takut mengalami gagal ginjal akibat mengonsumsi obat secara rutin, yang pada akhirnya dapat menyebabkan penyakit lain muncul. “Banyak masyarakat mendengar desas-desus bahwa minum obat secara rutin dapat merusak ginjal. Padahal, pada kondisi diabetes dan hipertensi, mengonsumsi obat secara teratur dapat mengontrol metabolisme tubuh dan membantu kerja ginjal. Jadi, jangan biarkan ketakutan berlebihan menyebabkan masalah pada ginjal,” ujar apt. Runni.

Program DAGUSIBU mengedepankan empat faktor yang harus dipahami oleh pasien, yaitu cara mendapatkan obat, menggunakan obat, menyimpan obat, dan membuang obat. “Pasien harus aktif bertanya saat mendapatkan obat dengan mengikuti prinsip 5 O, yaitu menanyakan tentang nama dan kandungan obat, khasiat obat, dosis, cara penggunaan, dan efek sampingnya.

Exit mobile version