HOME

Tabungan Hari Tua Yang Terlupakan

OIG2

Penulis: apt. Mahfira Leily Sylraini, S.Farm.

Hari tua dianggap sebagai waktu yang perlu disiapkan dengan baik. Persiapan yang dilakukan sering kali tidak jauh dari kondisi keuangan, seperti dana pensiun, asuransi, hingga investasi.

Bukan hanya dari pihak swasta, pemerintah pun juga ikut menawarkan persiapan kondisi finansial untuk masa senja dengan adanya Jaminan Hari Tua (JHT).

Akan tetapi, keuangan bukanlah satu-satunya hal yang perlu dipersiapkan untuk masa depan. Ada satu hal lain yang sangat penting namun sering terlupakan.

Kesehatan berperan penting untuk menyambut hari tua yang berkualitas. Berbeda dengan kondisi keuangan yang dapat dihitung nominalnya, kesehatan merupakan aset yang tak ternilai harganya.

Seiring bertambahnya usia, sering kali muncul tantangan kesehatan yang lebih kompleks dan membutuhkan perhatian khusus. Untuk mencegah terjadinya resiko penyakit, perilaku sehat perlu dilakukan sejak dini. Salah satu cara yang dapat dilakukan ialah menjauhi konsumsi rokok.

Konsumsi rokok menjadi isu masalah kesehatan yang masih terus diperdebatkan.

Meskipun rokok telah terbukti membawa dampak buruk bagi kesehatan, masih dapat ditemukan pihak yang menilai adanya hal baik dibalik sebatang rokok.

Rokok menjadi salah satu komoditi yang dapat memberikan kontribusi positif di bidang perekonomian.

Bukan hanya pajak ataupun cukai, terbukanya peluang lapangan pekerjaan di industri rokok dan meningkatnya kesejahteraan petani tembakau menjadi faktor pendukung ekonomi di Indonesia.

Ditambah lagi dari segi perokok yang merasa bisa mendapatkan efek relaksasi dari kandungan nikotin yang ada didalam rokok.

Meskipun telah mengetahui bahwa merokok bisa menyebabkan penyakit serius, stroke, serangan jantung, kanker paru-paru, penyakit paru obstruktif kronis, dan kelahiran prematur, masih ditemukan 33,5% perokok aktif di Indonesia.

Angka tersebut berdasarkan data hasil Global Adult Tobacco Survey (GATS) yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO) bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2021.

Banyaknya perokok aktif di Indonesia didukung juga dengan semakin beragamnya jenis rokok yang bisa diakses oleh masyarakat.

Bukan hanya rokok kretek atau rokok putih, kini rokok elektrik juga makin banyak diminati.

Masih dari survey yang sama, ditemukan bahwa rata-rata pengeluaran bulanan untuk konsumsi rokok hampir mendekati Rp 500.000,00.

Nominal ini terbilang cukup besar untuk sebagian kalangan. Jika seseorang membatasi konsumsi rokok, pengeluaran tersebut dapat dialihkan untuk memenuhi kebutuhan hidup lainnya yang lebih bermanfaat, seperti peningkatan kualitas asupan makanan, tabungan pendidikan, investasi kesehatan, atau bahkan untuk kegiatan rekreasional.

Exit mobile version