Selama menjadi Penanggung Jawab di PBF, Isma diberikan kewenangan oleh pemilik modal mulai dari pendirian PBF, pengajuan sertifikasi CDOB, sampai dengan target omset dan mencari relasi di dunia bisnis.
Setelah dua tahun, PBF semakin berkembang dengan cepat dan pesat, Isma kembali memutuskan untuk resign.
Isma kemudian kembali memulai karir di pelayanan apotek. Sama hal nya dengan PBF, apotek tempat Isma bekerja merupakan apotek baru yang akan didirikan.
Isma diamanahkan kembali untuk membangun apotek dari awal pendirian, perizinan hingga apotek stabil.
Berbekal pengalaman menjadi Apoteker selama 7 tahun, dengan relasi dan tabungan yang dimiliki, akhirnya Isma membuka apoteknya sendiri pada Maret 2024.
‘’Modal awal Rp 100 juta, dengan alokasi dana 20% untuk sewa bangunan, 45% untuk kebutuhan obat-obatan, 5% untuk perizinan, 10% untuk biaya operasional, dan 20% sebagai ssafety money,’’ jelas Isma terkait anggaran awal membuka bisnis apotek.
‘’Sebelum pembukaan apotek, saya melakukan study kelayakan mulai dari mencari lokasi yang strategis, perhitungan break event point atau titik impas, perhitungan return of investment sampai dengan perhitungan pay back period atau jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menutupi biaya investasi,’’ lanjut apt. Isma
Menurut Isma, 3 bulan pertama bukan hal yang mudah. Omset yang diperoleh masih dibawah target.
Salah satu hal yang membedakan apotek Isma Farma adalah komitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.
Apotek Isma Farma selalu siap membantu memberikan informasi tentang obat-obatan, dan memberikan solusi yang tepat untuk setiap masalah kesehatan.
‘’Kedepannya, saya yakin dan percaya bahwa apotek Isma Farma akan menjadi tempat yang nyaman bagi masyarakat untuk mendapatkan obat-obatan dan konsultasi kesehatan secara cepat dan tepat” tutur Isma penuh semangat.
‘’Kami juga berharap, apotek Isma Farma dapat memperluas jangkauan layanan kepada masyarakat melalui kolaborasi dengan Ikatan Apoteker Indonesia melalui program edukasi hingga pengobatan kesehatan secara gratis,’’ tutup Isma akan harapannya.
Kemenangan apt. Isma ini membuktikan bahwa apoteker muda memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam pengembangan sektor kesehatan di Indonesia, sebagai seorang apoteker pharmapreneur.
Prestasi yang diraihnya diharapkan dapat menjadi motivasi bagi apoteker muda lainnya untuk terus berinovasi dan berkarya.***