‘Dalam istilah yang paling sederhana, seorang pemimpin adalah orang yang tahu ke mana dia ingin pergi dan bangkit.’ – John Erskine
APOTEKER adalah seorang pemimpin. Apoteker ia a leader. Minimal dia menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri.
×
Dia memimpin dirinya sendiri untuk bisa menjadi seorang pribadi yang baik, melakukan hal-hal yang baik, dan mendukung semua yang bearomakan kebaikan.
Apoteker is a leader. Pemimpin harus tahu apa yang harus dilakukan hari ini dan kemana dia akan pergi. Tentu, dia melakukan sesuatu tentang kefarmasian berasaskan kebaikan.
Saat melakukan praktik kefarmasian, tidak hanya sekadar menggugurkan kewajiban, asal pasien menerima obat, tetapi juga bagaimana agar pasien mengkonsumsi obat dengan baik dan benar, sehingga tujuan pengobatan tercapai.
Seorang pemimpin bisa mengendalikan dirinya sendiri agar memahami kondisi di sekelilingnya.
Bukan malah bersikap egois, acuh tak acuh dengan lingkungan. Bagaimana dia bisa memimpin orang lain ketika dia sendiri tidak bisa memimpin diri sendiri?
Menjadi seorang pemimpin memang harus dilatih dan pasti mendapatkan berbagai permasalahan dari yang dipimpinnya.
Bukan berarti betah dengan ‘zona nyaman’ yang dijalani selama ini. Dia berani keluar dari zona nyaman dan berpikir out of the box.
Ketika orang lain tidak memikirkannya, dia memikirkannya. Saat orang lain hanya melakukan satu dua langkah. Dia akan melangkah jauh ke depan dari langkah orang lain.
Apoteker is a leader. Memimpin diri sendiri adalah awalan yang harus dilakukan oleh apoteker sebelum terjun ke dunia praktik kefarmasian.
Jangan sampai ketika terjun berpraktik, masih belum bisa memimpin diri sendiri.
Apoteker is a leader. Pemimpin itu laksana pelaut. Tak akan pernah dilahirkan seorang pelaut dari lautan yang tenang, tapi pelaut yang handal dia terlahir dari tengah-tengah amukan badai dan ombak yang siap menerjang. Begitu pula dengan pemimpin.
Pastinya pemimpin harus mengendalikan dirinya dari ‘amukan badai’ dan ‘terjangan ombak’ yang ada di dalam dirinya.
Dia harus bisa menyelesaikan dirinya sendiri sebelum terjun membantu menyelesaikan hal-hal lainnya.
Ketika sudah selesai dengan dirinya sendiri. Apoteker akan lebih leluasa memimpin orang lain.
Pada saat berpraktik pun apoteker memiliki tanggung jawab yang besar pada pekerjaan kefarmasian.
Tanggung jawab inilah yang harus dimunculkan dengan cara awal menjadi pemimpin bagi diri sendiri.
Apoteker yang bertanggung jawab, dia siap menanggung apapun risiko dari keputusan-keputusan yang diambil dan tidak hanya menjawab tetapi lebih kepada mampu memberikan penjelasan dan memetik hikmah dari tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
