Peserta diajarkan teknik-teknik meracik mulai dari pemilihan bahan baku berkualitas hingga penyajian yang menarik, sehingga menghasilkan minuman jamu dengan rasa yang lebih nikmat dan variatif.
Apt. Ariel juga membagikan berbagai formula jamu, seperti resep minuman telang squash, kelor latte, dan red turmeric squash, serta teknik penyajian yang tepat.
Teknik-teknik yang diajarkan mencakup pengadukan homogen, menuangkan bahan sesuai urutan dengan perlahan untuk menciptakan lapisan, hingga membuat layering pada minuman jamu.
Dalam workshop ini, apt. Ariel berharap dapat mengubah persepsi masyarakat tentang jamu sebagai minuman tradisional menjadi minuman modern yang menyehatkan dan lezat.
Selain itu, workshop ini juga diharapkan dapat membuka peluang usaha di sektor kuliner, khususnya di bidang minuman herbal.
“Banyak pelaku bisnis café jamu yang membudayakan minuman sehat, dan ini perlu didukung. Jamu bisa diminum kapanpun, tidak hanya saat sakit, karena lebih baik mencegah daripada mengobati. Saya berharap apoteker dapat membuat jamu lebih dikenal dan digemari oleh masyarakat luas, terutama generasi muda,” tutup apt. Ariel.
Dengan kegiatan ini, apt. Ariel menunjukkan bahwa inovasi dalam meracik dan menyajikan jamu dapat menjadi langkah strategis dalam mempromosikan minuman sehat dan mendukung pelestarian warisan budaya jamu di Indonesia.