Magelang, IAINews – Dr. Apt. Fitriana Yuliastuti, M.Sc, dosen farmasi di Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma), berhasil menyelesaikan studi doktoralnya pada 23 September 2024.
Disertasinya yang berjudul “Determinan Biaya Penyakit Kanker Payudara, Serviks dan Paru-paru sebagai Pertimbangan Penyesuaian Tarif INA-CBG’s: Studi Kasus di RS Pusat Kanker Dharmais” berhasil mengidentifikasi dan mengkaji biaya medis langsung serta determinan yang mempengaruhi biaya untuk kanker payudara, kanker serviks, dan kanker paru-paru terkait dengan INA CBG’s.
“Alasan saya mengangkat tema tersebut adalah karena biaya pelayanan kesehatan semakin meningkat setiap tahunnya. Biaya terapi kanker menempati urutan ketiga dari sepuluh peringkat terbesar biaya penyakit katastropik. Pada tahun 2020, prevalensi tiga penyakit kanker tertinggi adalah kanker payudara 16,6%, kanker serviks 9,2%, dan kanker paru-paru 8,8%,” jelas Dr. Apt. Fitriana Yuliastuti, M.Sc.
“Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran biaya medis langsung, determinan yang mempengaruhi biaya kanker, dan perbandingan biaya klaim berdasarkan tarif INA-CBG’s dengan biaya medis langsung penyakit kanker payudara, serviks, dan paru-paru di rumah sakit,” lanjut Apt. Fitriana.
Menurutnya, penelitian di bidang farmakoekonomi ini menarik karena berhubungan dengan pasien serta kebijakan yang berubah-ubah. Selain itu, minat untuk meneliti di bidang farmakoekonomi masih tergolong sedikit. Perbedaan biaya klaim dari hasil penelitian juga menjadi alasan bagi Apt. Fitriana untuk meneliti bidang tersebut.
Unimma, yang telah bekerja sama dengan platform jadipraktisi.com, memberikan fasilitas kepada Apt. Fitriana untuk mengadakan webinar gratis terkait farmakoekonomi di bidang kesehatan.
“Saya mengambil subjek penelitian ini dari pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang menderita kanker payudara, kanker serviks, dan kanker paru-paru pada bulan Januari-Desember 2020 di RS Kanker Dharmais yang memenuhi kriteria inklusi dengan usia 20-60 tahun.
Data determinan pada penelitian ini dilihat dari tiga karakteristik yaitu karakteristik pasien, karakteristik penyakit, dan karakteristik terapi,” papar Apt. Fitriana kepada IAINews.
“Komponen biaya medis langsung dilihat dari masing-masing penyakit berdasarkan biaya utama, yang terdiri dari biaya kemoterapi, biaya radioterapi, dan biaya prosedur bedah.
Biaya terapi tambahan meliputi biaya obat lainnya, biaya laboratorium, biaya konsultasi dokter, biaya akomodasi kamar, administrasi, dan biaya non-pembedahan. Analisis data determinan dilakukan dengan uji statistik Anova, Paired T-test jika data terdistribusi normal, dan Kruskal Wallis jika data tidak terdistribusi normal,” lanjutnya.