Seoul, IAINews.id –Congress of the Federation of Asian Pharmaceutical Associations (FAPA) adalah perhelatan bergengsi para apoteker se-Asia yang dilaksanakan setiap 2 tahun.
Perhelatan ke-30 di tahun ini, diselenggarakan pada 29 Oktober – 2 November di COEX Convention & Exhibition Center, Seoul Korea Selatan, dengan tema ‘New Generation Pharmacists in Asia: Pharmacist Integrated Role of Enhance Care and Pharmaceutical Sciences’.
Acara ini bukan hanya sekadar forum ilmiah, tetapi juga platform untuk menyoroti peran vital apoteker dalam sistem kesehatan global.
Indonesia mengirimkan delegasi sejumlah 90 apoteker dari seluruh penjuru tanah air.
Ketum IAI, apt. Noffendri Roestam bersama sebagian delegasi Indonesia
Diantaranya, adalah dua apoteker dari program studi Farmasi Klinis Universitas Bali Internasional (UNBI), yang berhasil menarik perhatian peserta.
Presentasi penelitian mereka yang menggugah adalah “Education to increase housewives knowledge about Dagusibu” dan “Home care pharmacy program in community pharmacy to improve outcome of hypertention”.
Kedua penelitian ini mengedepankan pentingnya peran apoteker dalam manajemen obat dan edukasi pasien.
Dagusibu Penggunaan Antibiotik
Dalam era di mana resistensi antibiotik menjadi isu kesehatan dunia yang serius, penelitian ini sangat relevan.
Dagusibu, yang merupakan singkatan dari ” Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang,” menjadi fokus utama dalam presentasi yang ditayangkan oleh apt. Ni Putu Aryati Suryaningsih, S.Farm., M.Farm-klin.
Melalui penelitian ini, diidentifikasi pola penggunaan antibiotik pada ibu rumah tangga dan dampaknya terhadap kesehatan keluarga mereka.
“Banyak ibu rumah tangga yang tidak menyadari risiko yang dapat terjadi akibat penggunaan antibiotik secara sembarangan,” jelasnya.
Temuan menunjukkan bahwa kurangnya edukasi tentang penggunaan antibiotik berpotensi menyebabkan efek samping serius, bahkan memperburuk kondisi.
Dengan pendekatan berbasis bukti, apt. Aryati menyoroti pentingnya edukasi yang diberikan oleh apoteker kepada masyarakat untuk menghindari potensi interaksi obat yang berbahaya.
Home Pharmacy Care yang Berkesinambungan
Selain isu penggunaan antibiotik, penelitian lain tentang konsep Home Pharmacy Care, disajikan oleh apt. Dewa Ayu Putu Satrya Dewi, S.Farm., M.Sc.
Model ini bertujuan untuk memberikan layanan kesehatan langsung di rumah pasien, di mana apoteker berperan aktif dalam pemantauan penggunaan obat.
“Dengan pendekatan ini, kami dapat melakukan intervensi lebih awal jika kami melihat ada masalah dalam penggunaan obat,” ungkap apt. Satrya Dewi.