Dalam rangka mengatasi tantangan ketergantungan pada obat impor, pengembangan obat bahan alam menjadi sangat penting.
Beberapa alasan yang mendukung pengembangan obat bahan alam meliputi keberadaan penggunaan obat tradisional yang telah terbukti turun-temurun di Indonesia, keanekaragaman hayati yang kaya di Indonesia, sudah adanya fitofarmaka di Indonesia, harapan akan harga yang lebih terjangkau, dan mengurangi ketergantungan terhadap obat impor.
Dalam sinergi dengan pendekatan A-B-G-C (akademisi, industri, asosiasi, dan pemerintah), tujuan utama dari kegiatan ini adalah membangun kerja sama kolaboratif antara berbagai pihak untuk mewujudkan pengembangan ekosistem industri fitofarmaka yang kondusif.
Beberapa strategi dan rencana aksi yang diusulkan antara lain:
1. Pengembangan dan peningkatan ketersediaan bahan baku alami untuk memenuhi kebutuhan industri obat tradisional.
2. Pemenuhan standar bahan baku obat tradisional.
3. Mendorong industri obat tradisional untuk mengembangkan produk fitofarmaka.
4. Memfasilitasi hubungan antara peneliti dan industri untuk pengembangan produk fitofarmaka dari hulu ke hilir.
5. Pendampingan bagi industri fitofarmaka dalam tahapan uji klinik sampai registrasi, termasuk dukungan terkait peningkatan kompetensi sumber daya manusia.
6. Edukasi dan sosialisasi penggunaan fitofarmaka di pelayanan kesehatan.
7. Mendorong agar fitofarmaka masuk dalam paket manfaat Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Pemerintah juga berupaya melakukan percepatan pengembangan fitofarmaka melalui beberapa langkah, antara lain:
1. Mengawal hilirisasi penelitian di RS dr. Sardjito dengan industri obat tradisional.
2. Membantu forum diskusi penggunaan obat bahan alam agar dapat diintegrasikan ke dalam standar pelayanan kesehatan.
3. Meningkatkan ketersediaan bahan baku obat bahan alam melalui fasilitasi.
Dengan adanya upaya bersama dan kolaborasi antara berbagai pihak terkait, diharapkan pengembangan obat bahan alam, khususnya fitofarmaka, dapat menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan terhadap obat impor dan memperkuat sektor farmasi dan kesehatan di Indonesia.