JAKARTA, IAINews – Aksi damai jilid 2 yang diselenggarakan oleh 5 Organisasi Profesi Kesehatan yang menamakan diri Aliansi Selamatkan Kesehatan (Aset) Bangsa, yaitu IDI, IAI, PDGI, IBI dan PPNI, diwarnai insiden spanduk dengan narasi tak semestinya yang ditujukan kepada seorang petinggi negara.
Gambar dari spanduk tersebut telah beredar luas di media sosial dan mendapat perhatian luar biasa dari masyarakat.
Gambar yang beredar luas di media sosial, dua orang Wanita memegang spanduk tersebut dan salah satunya memegang bendera IAI.
Sehubungan dengan hal tersebut, PP Ikatan Apoteker Indonesia telah melakukan penelusuran.
Dalam penelusuran tersebut ditemukan, bahwa wanita dalam foto tersebut, seorang apoteker dari wilayah DKI mengaku tiba-tiba didatangi dua orang yang kemudian membentangkan spanduk dan minta mereka memegangnya untuk diambil gambarnya.
Mereka mengaku semula tak tahu apa narasi spanduk tersebut, dan kaget ketika akhirnya mengetahuinya.
‘’Keduanya meminta kepada si pengambil gambar untuk tidak menyebarkan foto tersebut,’’ kata apt Noffendri Roestam, S.Si, Ketua Umum PP IAI dalam keterangannya.
Selain foto spanduk dengan dua apoteker Wanita, spanduk juga sempat terpasang di mobil komando selama sekitar 30 menit dan kemudian diturunkan. Sejauh ini belum ditemukan, siapa pemasang spanduk di mobil komando.
Dari penelusuran yang dilakukan, ditemukan, pembuat spanduk adalah anggota dari sebuah Pengurus Daerah.
‘’Kami telah menemukan siapa pembuat spanduk tersebut, yang ternyata adalah anggota IAI dari sebuah daerah,’’ jelas Nofffendri Roestam.
‘’Spanduk tersebut tidak berasal dari Ikatan Apoteker Indonesia, melainkan dibawa oleh salah satu peserta aksi damai yang ikut dalam rombongan Ikatan Apoteker Indonesia,’’ lanjut Noffendri Roestam.
Meski yang bersangkutan adalah anggota delegasi, namun spanduk tersebut dibuat tanpa sepengetahuan organisasi.
Untuk insiden ini, Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia telah menyerahkan kasus ini kepada Pengurus Daerah asal peserta dimaksud untuk dilakukan pembinaan.
‘’Atas nama Ikatan Apoteker Indonesia kami menyampaikan permohonan maaf atas kejadian ini,’’ kata Noffendri Roestam.*