MATARAM, IAINews – Ruang Mandalika, hotel Lombok Raya, Mataram kembali menjadi saksi bagaimana para peneliti mempresentasikan hasil penelitian dalam tema besar ‘Inovasi Bahan Alami untuk Formulasi’.
Pada Kamis, 29 Agustus 2024, para peneliti dan praktisi farmasi bertemu dalam sesi yang menarik perhatian di Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker Indonesia (PIT IAI) 2024.
Dalam balutan tema ‘Inovasi Bahan Alami untuk Formulasi’, sesi yang dimoderatori oleh Fahmi Sadik, menyoroti bagaimana bahan-bahan alami yang telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional dapat dimodifikasi dan dikembangkan menggunakan teknologi modern untuk menjadi solusi kesehatan yang lebih efektif dan stabil.
Sesi ini menghadirkan delapan penelitian yang tidak hanya memanfaatkan potensi alam tetapi juga menjawab tantangan dalam formulasi obat dengan pendekatan inovatif.
Bahan alami seperti meniran, kelor, kunyit, pegagan, buah naga, dan parijoto menjadi fokus utama dalam penelitian ini.
Sejak zaman dulu, tanaman-tanaman ini telah dikenal memiliki manfaat kesehatan, namun penggunaannya sering terkendala oleh masalah bioavailabilitas, stabilitas, dan kesulitan dalam formulasi.
Di sinilah peran teknologi modern menjadi sangat krusial. Teknologi seperti nanoemulsi, mikrokapsulasi, dan sistem penghantaran obat berbasis nanopartikel menawarkan solusi untuk meningkatkan efektivitas dan kenyamanan penggunaan bahan alami ini dalam terapi kesehatan sehari-hari.
Salah satu contoh penerapan teknologi ini adalah penelitian yang dipresentasikan oleh Syafira Tri Nurmala Sari dari Universitas Islam Indonesia.
‘’Penelitian yang saya lakukan ini mengembangkan Solid Self Nano Emulsifying Drug Delivery System (S-SNEDDS) dari ekstrak meniran, sebuah tanaman yang dikenal memiliki banyak khasiat tetapi memiliki keterbatasan dalam hal kelarutan dan stabilitas,’’ buka Syafira Tri Nurmala Sari saat menyampaikan hasil penelitiannya.
Dengan formulasi S-SNEDDS, meniran diubah menjadi bentuk yang lebih stabil dan memiliki bioavailabilitas yang lebih tinggi.
Dengan biovailabilitas yang tinggi, meniran dapat memberikan manfaat kesehatan secara lebih optimal.
Teknologi ini menunjukkan bagaimana sistem penghantaran obat yang canggih dapat mengatasi keterbatasan bahan alami dan meningkatkan manfaat terapeutiknya.
Sejalan dengan pendekatan ini, Asih Triastuti dari Universitas Islam Indonesia memperkenalkan nanoemulgel dari ekstrak daun kelor, tanaman yang dikenal dengan kekayaan nutrisinya dan khasiat bagi kulit.
‘’Dengan memformulasikan ekstrak kelor menjadi nanoemulgel, kami berhasil meningkatkan efektivitas biologisnya sebagai antioksidan, antitirosinase, dan antibakteri,’’ terang Asih Triastuti.