Hal ini membuat tenaga farmasi yang tidak fasih dalam bahasa asing kesulitan mendapatkan literatur terbaru, yang dapat menghambat pemahaman mereka tentang farmakologi dan kemajuan terbaru dalam industri.
Padahal, mendapatkan pendidikan farmasi yang baik dan mendapatkan akses ke literatur terbaru sangat penting untuk menjaga kompetensi dan perkembangan tenaga farmasi di Indonesia.
Selain itu, tenaga farmasi menghadapi kendala bahasa saat menjelaskan kepada pasien tentang obat yang mereka gunakan, potensi interaksi dengan obat lain, dan peringatan atau efek samping yang mungkin muncul.
Apoteker sering menghadapi masalah menyederhanakan penjelasan obat tanpa mengurangi akurasi informasi.
Misalnya, apoteker sering kali harus menggunakan bahasa yang sangat spesifik ketika berbicara tentang bagaimana obat berinteraksi dengan makanan atau kondisi medis tertentu.
Bila pasien tidak memahami Bahasa yang digunakan dengan baik, sangat mungkin akan menimbulkan masalah lebih lanjut.
Semua informasi tentang obat yang beredar, termasuk label dan kemasan, harus ditulis dalam Bahasa Indonesia sesuai dengan peraturan di Indonesia.
Meskipun sudah diterjemahkan, pasien masih kesulitan memahami banyak istilah.
Label obat sering menggunakan istilah ilmiah, meskipun ditulis dalam Bahasa Indonesia, tidak selalu memberikan penjelasan yang jelas tentang fungsi obat.
Sebaliknya, orang Indonesia biasa mendapatkan informasi tentang kesehatan melalui media sosial atau internet, yang kadang-kadang menggunakan bahasa yang tidak jelas atau istilah yang tidak sesuai.
Hal ini menyebabkan kebingungan menjadi lebih buruk karena pasien sering mendapatkan informasi yang salah atau tidak akurat.
Selain itu, pertumbuhan industri farmasi lokal dipengaruhi oleh masalah bahasa.
Sebagian besar riset dan pengembangan obat di Indonesia masih bergantung pada literatur asing, terutama yang ditulis dalam bahasa Inggris.
Kekurangan literatur lokal membatasi peluang inovasi dan perkembangan ilmu farmasi di dalam negeri.
Untuk memajukan industri farmasi lokal, diperlukan dorongan yang lebih besar untuk membuat literatur, penelitian, dan instruksi dalam bahasa Indonesia.
Ini akan membuat pengetahuan ini dapat diakses oleh lebih banyak tenaga ahli lokal daripada hanya mereka yang menguasai bahasa asing.
Mengembangkan standar bahasa farmasi yang lebih mudah dipahami tanpa mengurangi pentingnya informasi medis merupakan langkah penting yang dapat diambil.
Pemerintah dan organisasi profesi farmasi dapat bekerja sama untuk memfasilitasi pelatihan komunikasi yang efektif bagi tenaga kesehatan, terutama dalam hal penjelasan yang lebih sederhana tetapi tetap akurat.