MENURUT data Badan Pusat Statistik, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada sekitar 60 juta perempuan di Indonesia yang memasuki masa menopause.
Masa ini membawa kebutuhan dan layanan kesehatan yang perlu diperhatikan secara khusus. Bulan Oktober merupakan bulan yang dicanangkan untuk meningkatkan kesadaran akan menopause.
Sebagai apoteker yang berorientasi pada pelayanan pasien, penting bagi kita untuk memberikan layanan kefarmasian yang sesuai bagi perempuan yang mengalami menopause. Namun, sebelum membahas layanan yang dapat diberikan, penting untuk memahami terlebih dahulu apa itu menopause.
Apa itu Menopause?
Menopause adalah kondisi di mana menstruasi berhenti secara permanen akibat hilangnya fungsi folikel di ovarium. Gejala yang muncul selama periode ini meliputi atrofi vagina, perubahan suasana hati, rasa panas terutama di wajah, serta keringat malam.
Masa perimenopause, di mana menstruasi mulai tidak teratur hingga berhenti sepenuhnya, dibagi menjadi tiga tahap: pre-menopause (umumnya berlangsung pada usia 45-48 tahun), menopause (biasanya terjadi pada usia 49-51 tahun), dan post-menopause (terjadi pada usia 52-55 tahun).
Untuk mengatasi berbagai gejala yang muncul selama tahap menopause, perempuan dapat menerima layanan non-farmakologis dan farmakologis, seperti terapi hormon.
Penting untuk tidak hanya fokus pada gejala menopause, tetapi juga pada masalah kesehatan lain yang dapat timbul. Penurunan kadar hormon estrogen pada perempuan di masa menopause meningkatkan risiko fraktur tulang.
Selain itu, perempuan dengan resistensi insulin berisiko tinggi mengalami diabetes saat memasuki masa menopause. Masalah lain yang mungkin muncul termasuk infeksi saluran kemih dan kekeringan vagina.
Pentingnya Layanan Kesehatan untuk Perempuan Menopause
Di Kanada, sebuah klinik khusus untuk pasien menopause didirikan pada tahun 2008. Klinik ini terdiri dari tim yang mencakup dokter keluarga, ginekolog, perawat, ahli gizi, dan apoteker.
Tim ini memiliki akses ke layanan kesehatan mental reproduksi dan dapat merujuk pasien ke klinik urologi dan nyeri panggul kronis. Para anggota tim berkolaborasi untuk mengembangkan prosedur klinik, materi edukasi pasien, dan protokol perawatan.
Apoteker di klinik tersebut bertanggung jawab untuk mendiskusikan pilihan penanganan gejala menopause dan masalah kesehatan jangka panjang dengan pasien, meninjau risiko dan manfaat dari setiap pilihan, serta memberikan edukasi yang sesuai.
Apoteker bekerja sama dengan anggota tim lainnya untuk mengembangkan rencana perawatan yang paling cocok dengan kebutuhan pasien. Fokusnya adalah membantu perempuan memahami informasi yang tersedia dan memberdayakan mereka untuk membuat keputusan yang tepat tentang perawatan mereka.
Layanan Kefarmasian untuk Perempuan Menopause
Sebagai apoteker, terutama yang berpraktik di komunitas, kita dapat memberikan layanan prima bagi perempuan yang memasuki masa menopause.