Pertama, yang harus kita perhatikan dengan seksama adalah bagaimana aspek keamanan dari obat tersebut. Bagaimana pihak terkait menjamin bahwa baik obat bahan alam maupun obat sintetis aman dan berkhasiat untuk digunakan.
Kedua, penggunaan obat harus dikomunikasikan dan dikonsultasikan dengan pihak yang memahami betul aspek-aspek keamanan, khasiat, dan kualitas obat, yaitu dokter dan apoteker. Dalam hal penggunaan obat bahan alam, baik tenaga medis dan tenaga kesehatan harus lebih membuka diri pada apa yang menjadi pilihan pasien.
Ketiga, para akademisi dan peneliti dapat terus mengembangkan penelitian terkait manfaat obat bahan alam, baik dalam bentuk ekstrak, fraksi, atau hingga mampu melakukan isolasi senyawa aktif berkhasiat dari bahan alam tersebut.
Pengembangan terhadap obat bahan alam bisa dilakukan dari sisi menemukan senyawa aktif berkhasiat untuk selanjutnya dilakukan sintesis untuk memperbanyak atau meningkatkan kemampuan kerjanya, atau mencari cara-cara agar produksi obat dari bahan alam bisa dilakukan tanpa memerlukan lahan yang sangat luas.
Apoteker dalam hal ini memiliki peran yang sangat luas. Mulai dari meneliti khasiat bahan alam terhadap suatu penyakit, melakukan produksi obat bahan alam sesuai dengan kaidah standar, sampai memberikan obat bahan alam kepada pasien dengan informasi yang benar dan lengkap.
Karena tujuan kita adalah satu, yaitu menjamin keamanan masyarakat dalam mengkonsumsi obat-obatan untuk membentuk masyarakat yang sehat.***
Sumber:
- Posadzki P, Watson LK, Ernst E. Adverse effects of herbal medicines: an overview of systematic reviews. Clin Med (Lond). 2013 Feb;13(1):7-12. doi: 10.7861/clinmedicine.13-1-7.
- Salm, S., Rutz, J., van den Akker, M., Blaheta, R.A., and Bachmeier, B.E. Frontiers in Pharmacology. 2023. Current state of research on the clinical benefits of herbal medicines for non-life-threatening ailments. https://doi.org/10.3389/fphar.2023.1234701