Berita Terkini
Silahkan hubungi Redaksi IAINews melalui email : humas@iai.id
Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90

Mengapa Apoteker Tidak Menulis?

image1 6
Foto : https://www.freepik.com/
banner 120x600
banner 468x60

APOTEKER memiliki peran yang sangat penting dalam sistem kesehatan, namun seringkali kontribusi apoteker dalam bentuk tulisan atau publikasi ilmiah kurang terlihat.

Meskipun banyak apoteker yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni, ada beberapa alasan mengapa apoteker tidak menulis.

Iklan ×

Dalam tulisan ini, kita akan membahas berbagai faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat publikasi tulisan di kalangan apoteker, termasuk kurangnya waktu, dukungan institusi, dan pelatihan yang tidak memadai.

image1 6
Foto : https://www.freepik.com/

Kurangnya Waktu

Salah satu alasan utama mengapa apoteker tidak meulis adalah kurangnya waktu.

Banyak apoteker yang bekerja dalam lingkungan yang sangat sibuk, baik di rumah sakit, apotek komunitas, maupun industri farmasi.

Menurut data dari Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), sekitar 70% apoteker melaporkan bahwa mereka memiliki jadwal kerja yang padat, yang sering kali membuat mereka sulit untuk menemukan waktu untuk menulis (IAI, 2021).

Sebagai contoh, apoteker yang bekerja di rumah sakit tidak hanya bertanggung jawab untuk memberikan obat, tetapi juga harus melakukan konsultasi dengan pasien dan tenaga medis lainnya.

Dengan tanggung jawab yang begitu besar, waktu untuk menulis artikel atau penelitian menjadi sangat terbatas.

Baca Juga  Jadipraktisi on Campus Batch 1 Unimma Resmi Ditutup, Peserta Sukses Asah Keterampilan Praktis Secara Online

Hal ini diperparah dengan tuntutan untuk terus memperbarui pengetahuan mereka tentang obat-obatan dan terapi terbaru, yang juga memakan waktu (Smith et al., 2020).

Kurangnya Dukungan Institusi

Faktor lain yang berkontribusi terhadap rendahnya publikasi di kalangan apoteker adalah kurangnya dukungan dari institusi tempat bekerja.

Banyak rumah sakit dan apotek tidak menyediakan fasilitas atau waktu yang cukup bagi apoteker untuk melakukan penelitian atau menulis.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Johnson dan rekan-rekannya menunjukkan bahwa hanya 30% apoteker yang bekerja di rumah sakit mendapatkan waktu yang dialokasikan untuk penelitian dan penulisan (Johnson et al., 2019).

Dukungan institusi juga mencakup akses terhadap sumber daya seperti jurnal ilmiah, database penelitian dan pelatihan menulis.

Tanpa akses ini, apoteker mungkin merasa terhambat untuk memulai proses penulisan.

Sebagai contoh, di beberapa daerah terpencil, apoteker mungkin tidak memiliki akses yang memadai ke internet atau perpustakaan yang menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan penelitian yang berkualitas (Brown & Green, 2021).

Kurangnya Pelatihan dalam Penulisan Ilmiah

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 950x90