HOME

Menko PMK Muhadjir Effendy : Pemberdayaan IAI Penting Dalam Pembuatan dan Penegakan Peraturan Perundangan di Indonesia

menko
YB Satya Sananugraha ketiga dari kiri
YB Satya Sananugraha ketiga dari kiri

SOLO, IAINews – Perubahan konteks kesehatan global menuntut peran yang lebih besar dari tenaga kesehatan dalam pencegahan penyakit, bukan hanya dalam pengobatan penyakit.

‘’Bagi apoteker Indonesia, paradigma pelayanan yang berorientasi pasien menjadi tantangan untuk memberikan layanan yang tidak hanya berupa layanan terbaik, namun juga efektif dan efisien,’’ tutur Menko PMK (Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan) RI, Prof Dr Muhadjir Effendy, M.AP dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Deputi Bidang Koordinasi Bidang Kualitas Kesehatan dan Pembangunan kependudukan, YB Satya Sananugraha pada upacara pembukaan PIT dan Rakernas IAI 2023 yang diselenggarakan di Solo, Kamis, 24 Agustus 2023 lalu.

Lebih lanjut dikemukakan, perubahan konteks kesehatan global ini membutuhkan transformasi kesehatan.

Ini sebagai upaya dalam mengubah sistem kesehatan yang sudah ada untuk meningkatkan layanan kesehatan, memperluas akses, dan mengurangi disparitas dalam pemberian pelayanan pada pasien.

Menurut Muhadjir Effendy, terdapat enam jenis transformasi layanan kesehatan yang perlu diperhatikan.

Transformasi tersebut antara lain transformasi layanan primer terutama dalam upaya promotif dan preventif, transformasi layanan rujukan rumah sakit, transformasi ketahanan kesehatan, transformasi sistem kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan.

Lebih lanjut Muhadjir Effendy menyoroti dampak globalisasi terhadap Indonesia yang tidak mungkin dihindari.

Dampak tersebut diantaranya terjadi transisi demografis yang menyebabkan meningkatnya populasi lansia sehingga populasi pasien geriatri pun meningkat.

Selanjutnya globalisasi juga menimbulkan transisi epidemiologis yang meningkatkan kemunculan penyakit degeneratif yang berakibat pada tingginya biaya yang dibutuhkan dalam penangannya.

Dengan semakin mudahnya akses informasi dan perkembangan teknologi yang semakin canggih, perilaku masyarakat terhadap layanan kesehatan juga ikut berubah, di mana masyarakat semakin menuntut pelayanan yang bermutu.

‘’Globalisasi sendiri juga menimbulkan suatu tantangan berupa kemunculan industri jasa kesehatan berorientasi profit yang jauh dari semangat pemerataan,’’ ungkap Muhadjir Effendy seperti disampaikan YB Satya Sananugraha yang akrab disapa Sani.

Oleh karena itu Menko PMK berharap melalui Pekan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker Indonesia di tahun 2023 ini, peran apoteker dapat dikembangkan untuk memperkuat ketahanan nasional di bidang kesehatan.

Exit mobile version