HOME

Mungkinkah Mengintegrasikan Pengobatan Tradisional ke Dalam Pengobatan Konvensional di Indonesia?

Kunyit
Kunyit (Curcuma domestica Vall)

Kelima, beberapa sediaan obat bahan alam menggunakan beberapa campuran tanaman sekaligus, terutama untuk jamu.

Campuran ini belum diteliti keamanannya, aktivitasnya, dan potensi kemunculan efek samping atau efek yang tidak diinginkan.

Hal ini semakin menyulitkan bila terjadi kasus yang merugikan pasien.

Keenam, masalah konsistensi ketersediaan bahan baku dalam sediaan obat bahan alam.

Bila bahan baku tidak berasal dari kebun atau tumbuh liar, maka pengaruh kondisi tumbuh tanaman akan mempengaruhi kandungan senyawa dalam tanaman tersebut dan akan berdampak pada aktivitas atau efikasi obat.

Sehingga sebenarnya perlu standardisasi yang lebih ketat untuk produk obat bahan alam.

Masalah lain yang juga dikhawatirkan dari penggunaan obat bahan alam bersama dengan obat konvensional adalah interaksi obat yang mungkin muncul dari penggunaan bersama.

Penelitian tentang interaksi obat akibat penggunaan kedua jenis obat tersebut secara bersamaan masih sangat sedikit, sementara tidak mungkin hanya mengandalkan obat bahan alam saja dalam pengobatan suatu penyakit.

Begitu juga dengan keamanan dan toksisitas dari obat bahan alam bila digunakan dalam jangka panjang.

Berdasarkan hasil survey, kebanyakan masyarakat menggunakan obat tradisional untuk mengobati penyakit kronis.

Kita mengetahui bahwa penyakit kronis harus diobati dalam jangka waktu yang lama, bahkan mungkin seumur hidup.

Sementara uji keamanan dan toksisitas untuk obat bahan alam untuk jangka waktu panjang masih dilakukan secara terbatas.

Langkah Integrasi Pengobatan Tradisional dengan Pengobatan Konvensional

Terlepas dari berbagai masalah yang telah disebutkan, sebenarnya baik pembuat regulasi dan akademisi bisa melihatnya sebagai tantangan untuk terus mensaintifikasi obat bahan alam.

Sebenarnya Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mendukung pengembangan dan kemandirian obat bahan alam.

Berbagai peraturan dan standar telah diterbitkan yang menjadi acuan bagi pengembangan obat bahan alam lebih lanjut.

Para akademisi di Indonesia juga terus melakukan berbagai penelitian yang tidak hanya berupa uji aktivitas tanaman obat, tapi juga metode ekstraksi hingga upaya kultur jaringan untuk mendapatkan senyawa aktif.

Pihak industri pun terus berkembang dan menangkap peluang produksi sediaan obat bahan alam ini.

Namun, perlu dilakukan upaya yang lebih terarah dan sistematis bila Indonesia benar-benar ingin mengintegrasikan penggunaan obat tradisional dan bahan alam.

Belajar dari negara-negara di Afrika, terdapat beberapa strategi integrasi yang dapat dilakukan.

Exit mobile version