SERANG, IAINews – Apoteker sebagai seorang tenaga Kesehatan memiliki peran penting dalam melakukan pertolongan Bantuan Hidup Dasar (BHD).
Dalam beberapa bulan terakhir, berita seputar kematian akibat henti jantung banyak diberitakan di media.
Keterlambatan dalam pertolongan mengakibatkan nyawa tak terselamatkan. Untuk dapat membantu korban sesegera mungkin dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang terlatih.
Terkait hal tersebut, Apoteker Tanggap Bencana (ATB) PD IAI Banten pada Sabtu, 7 September 2024 mengadakan Wokshop dengan tema “Selamatkan Nyawa Dengan BHD”.
Bertempat di Aula Tb. Suwandi, Pendopo Kabupaten Serang, acara ini dibuka oleh Ketua Umum Pengurus Pusat IAI, Apt. Noffendri, S.Si.
Dalam sambutannya, apt Noffendri berharap akan semakin banyak apoteker yang terlatih dan siap membantu orang lain sesegara mungkin.
Sebanyak 127 peserta mengikuti acara yang berlangsung dari pagi hingga sore hari. Terdiri dari 113 apoteker dan 14 non apoteker dan berasal dari bebagai fasilitas kesehatan yang ada di Banten.
Turut hadir dalam acara ini dan memberikan arahan, Ketua Konsil Tenaga Kefarmasian Indonesia (KTKI) Dr apt. Priyanto, M.Biomed.
Apt Priyanto memberikan apresiasi kepada ATB PD IAI Banten yang telah mengaplikasikan hasil pelatihan beberapa bulan lalu tentang keterampilan Bantuan Hidup Dasar bagi nakes.
Harapan yang besar agar kedepannya organisasi profesi terus mengedukasi dan membuat pelatihan atau workshop sejenis ini hingga semakin banyak masyarakat teredukas.
Selain Bantuan Hidup Dasar, pada workshop ini pun diberikan paparan materi lain seputar peran apoteker dalam pelayanan kefarmasian saat kondisi kebencanaan.
Meskipun tidak dilakukan secara penuh dan banyak penyusuaian karena kondisi bencana namun tahapan pengelolaan perbekalan farmasi hingga pelayanan farmasi klinis tetap dilaksanakan.
Apt. Ahmad Sofan, M.Farm sebagai pemateri sekaligus Ketua PD IAI Banten menekankan pentingnya kehadiran apoteker di setiap pelayanan kesehatan yang melibatkan farmasi.
Banjir pertanyaan tampak dari para peserta di setiap sesi. dr. Atep Supriyadi, Sp. Em sebagai narasumber sekaligus fasilitator Bantuan Hidup Dasar menjelaskan pula kondisi kegawatdaruratan yang kerap dijumpai.
Apt. Mella, dari Pandeglang dibuat penasaran dengan penanganan yang tepat seperti saat tersedak, juga terkena gigitan ular. Ternyata masih ada hal yang keliru dilakukan baik oleh nakes maupun masyarakat.