Penelitian ini menemukan bahwa penerapan standar pelayanan sudah mencapai kategori baik, terutama dalam pengelolaan sediaan farmasi dan pelayanan farmasi klinis.
Namun, masih ada ruang untuk perbaikan, terutama dalam sarana dan prasarana yang mendukung peran apoteker dalam pelayanan di puskesmas.
Penelitian lainnya oleh Dedes Handayani dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pekanbaru meneliti kadar kolinesterase petugas pengendalian vektor sebagai indikator paparan insektisida.
Meskipun kadar kolinesterase ditemukan normal, penelitian ini menekankan pentingnya pemantauan kesehatan bagi petugas yang terpapar bahan kimia secara rutin.
Ini menunjukkan perlunya perhatian berkelanjutan dalam menjaga kesehatan pekerja di bidang pengendalian vektor.
Secara keseluruhan, penelitian-penelitian ini menegaskan bahwa apoteker memiliki peran sentral dalam evaluasi dan peningkatan dampak kesehatan di Indonesia.
Dari pengelolaan pengobatan penyakit menular, adaptasi pendidikan profesi, hingga pengembangan layanan farmasi yang responsif, apoteker terus menjadi ujung tombak dalam upaya peningkatan kualitas layanan kesehatan masyarakat.***