Minimnya akses apotek dan kurangnya tenaga apoteker di wilayah terpencil turut memengaruhi pemahaman ini. Masyarakat juga kerap salah dalam menyimpan dan membuang obat, yang dapat berdampak buruk pada lingkungan.
Berdasarkan data RISKESDAS 2013, sekitar 85,9% masyarakat belum memiliki pengetahuan yang benar terkait penggunaan obat.
Hal ini menjadi latar belakang implementasi program DAGUSIBU yang terbukti meningkatkan pemahaman masyarakat tentang obat-obatan (Andi Zulbayu et al., 2021; Dewi et al., 2024; Dira dan Puspitasari, 2021). Sosialisasi DAGUSIBU penting untuk terus dijalankan, baik melalui poster di fasilitas kesehatan, leaflet, kampanye di media sosial, maupun festival masyarakat. Harapannya, masyarakat dapat lebih bijak dalam mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat.
Apoteker harus selalu memberikan informasi lengkap mengenai penggunaan obat, termasuk cara penyimpanan dan pembuangan obat yang sudah tidak layak pakai. Dengan demikian, peran apoteker sebagai garda terdepan kesehatan masyarakat dapat tercermin secara optimal.
Dukungan dari masyarakat, tenaga kesehatan, dan berbagai pemangku kepentingan sangat diperlukan dalam menguatkan upaya edukasi ini. Melalui strategi sosialisasi DAGUSIBU, apoteker dapat turut mewujudkan visi kesehatan Indonesia dengan menciptakan masyarakat yang sehat, produktif, dan mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Zulbayu, L. O. M., Nasir, N. H., Awaliyah, N., & Juliansyah, R. (2021). DAGUSIBU Education (Get, Use, Save and Dispose) Medicines in Puasana Village, North Moramo District, South Konawe Regency. Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat, 2(2), 40–45. https://doi.org/10.35311/jmpm.v2i2.29
Dewi, M. S., Muslih, H. F., Azizah, M., Marselina, M., Siffa, N. A., Kamilah, S. noor, & Khasanah, U. (2024). Strategi Peningkatan Pemahaman Terhadap DAGUSIBU di Desa Sukamanah Kecamatan Sukatani. JURNAL PENGABDIAN FARMASI DAN SAINS, 2(2), 13–22. https://doi.org/10.22487/jpsf.2024.v2.i2.16885
Dira, M. A., & Puspitasari, L. (2021). Penyuluhan Pengelolaan Obat DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang) di Banjar Kodok Darsana Kabupaten Karangasem. JAI : Jurnal Abdimas ITEKES Bali, 1(1), 41–45.
Rizqiyah, A. (2023, September 26). Kekurangan Tenaga Apoteker di Indonesia, Masih Jauh dari Jumlah yang Dibutuhkan. GoodStats.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2013. Diakses: 19 Oktober 2018, dari http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%20