Acara ini resmi dibuka oleh Direktur Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik BPOM, Nurvika Widyaningrum, S.Si., Apt., M.Epid.
Ia menekankan pentingnya keterlibatan apoteker dalam memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) terkait penggunaan obat bahan alam, suplemen, dan kosmetik. BPOM RI juga memperkenalkan aplikasi BPOM Mobile, serta menyediakan bahan KIE dalam bentuk file PowerPoint untuk mempermudah para PENDEKAR OBASKK dalam menjalankan tugas edukasi mereka.
Meskipun program ini mendapat apresiasi, tantangan tetap ada, seperti menjangkau masyarakat yang paling membutuhkan informasi terkait obat-obatan dan produk kesehatan.
Apoteker perlu bergerak lebih cepat dan proaktif dalam memberikan edukasi, terutama mengenai penggunaan obat bahan alam yang tidak selalu diawasi dengan baik.
Salah satu program unggulan yang akan diluncurkan pada tahun ini adalah “Apoteker Bertamu.” Program ini bertujuan untuk mendekatkan apoteker dengan komunitas lokal melalui edukasi langsung terkait isu-isu kesehatan mendesak, seperti penggunaan obat yang tepat dan pencegahan penyakit menular seperti Tuberkulosis.
Pendekatan personal ini diharapkan dapat memperluas jangkauan edukasi kesehatan dan menjadi inspirasi untuk inisiatif serupa di masa depan.
WPD 2024 diharapkan bukan hanya menjadi perayaan rutin, tetapi juga momentum untuk merefleksikan peran apoteker dalam menghadapi tantangan kesehatan global yang semakin kompleks.
Pertanyaan penting yang muncul adalah: Apakah langkah-langkah yang diambil sudah cukup cepat dan efektif, atau masih ada ruang untuk inovasi?
Melalui puncak acara ini, PP IAI dan BPOM RI berharap dapat meningkatkan efektivitas program pemberdayaan masyarakat agar masyarakat terlindungi dari produk obat bahan alam, suplemen kesehatan, dan kosmetik yang berbahaya.
Harapan besar lainnya adalah kolaborasi dengan BPOM dapat terus diperkuat, sehingga para apoteker dapat lebih aktif berperan sebagai penyuluh kesehatan di komunitas mereka. Semoga target ini tercapai, dan apoteker Indonesia terus berjaya.