Yogyakarta, IAINews – Lima Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dari kabupaten/kota di DIY menggelar Rapat Kerja Cabang (Rakercab) secara serentak pada Minggu, 15 Desember 2024, di Amphitarium Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Kegiatan ini diikuti oleh 357 apoteker dari berbagai daerah di DIY, yang datang untuk berbagi ilmu, mempererat hubungan antar-apoteker, serta memperkuat peran apoteker dalam menghadapi tantangan kesehatan di masyarakat.
Ketua panitia, apt. Deddy Setyono, M.Farm, menjelaskan bahwa pelaksanaan rakercab secara bersamaan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi serta memperkuat kekompakan dan solidaritas antar anggota. “Kami berharap dengan menggelar rakercab secara serentak, para apoteker di DIY dapat lebih terkoordinasi dan bersinergi dalam upaya meningkatkan profesionalisme serta kontribusi kami di dunia kesehatan,” ujar Deddy.
Rakercab ini tidak hanya membahas program kerja IAI, tetapi juga memberikan wawasan baru kepada para apoteker mengenai wabah penyakit gondongan (mumps), yang belakangan ini menjadi sorotan di Yogyakarta, terutama pada kasus pasien anak-anak. Dalam menghadapi wabah ini, apoteker memegang peran penting dalam memberikan edukasi, memilih terapi yang tepat, serta memberikan konseling penggunaan obat kepada pasien.
Seminar yang diadakan dalam rangkaian rakercab ini menghadirkan para pakar akademisi yang berkompeten di bidangnya, yaitu Prof. Dr. apt. Dyah Aryani Perwitasari, M.Si., Ph.D., FisQua; apt. Hendy Ristiono, MPH; serta Prof. Dr. apt. Zullies Ikawati, Ph.D. Para narasumber ini memberikan pemaparan mendalam mengenai penyakit gondongan, serta cara pencegahannya yang dapat dilakukan oleh masyarakat, termasuk peran apoteker dalam memberikan pengetahuan kepada pasien dan masyarakat.
Gondongan adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus, yang biasanya menyerang kelenjar parotis, yaitu kelenjar yang memproduksi air liur. Infeksi ini memicu pembengkakan pada kelenjar tersebut, yang dapat menyebabkan rasa nyeri dan gejala lainnya seperti demam, sakit kepala, nyeri saat mengunyah atau menelan, serta nyeri otot. Penyakit ini sangat mudah menular, terutama di lingkungan sekolah, melalui percikan air liur atau kontak dengan benda yang terkontaminasi.
Dalam seminar tersebut, Prof. Dr. apt. Dyah Aryani Perwitasari menyampaikan pentingnya deteksi dini dan penanganan yang tepat untuk mengurangi penyebaran gondongan. “Apoteker memiliki peran strategis dalam mendampingi pasien dengan memberikan edukasi terkait gejala penyakit, pemilihan obat yang tepat, serta cara penggunaan obat yang benar,” ungkapnya.