Dari sana lahirlah inovasi Sikat Babat HT/DM yang terdiri dari dua alat bantu yakni stiker penyemangat di kalender pengingat minum obat dan lembar balik kepatuhan minum obat.
Setelah menggunakan inovasi tersebut, dari awalnya 10 pasien yang tidak patuh kini menjadi tersisa 1 pasien saja yang tidak patuh. Artinya, setelah inovasi tersebut digunakan, 9 dan 10 pasien menjadi patuh minum obat.
‘’Tantangan yang kami hadapi di lapangan yakni pasien lansia yang susah meminum obat secara teratur, keterbatasan transportasi dan jarak untuk menuju puskesmas,’’ tutur apt Rina yang merupakan apoteker lulusan Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.
Dengan adanya inovasi stiker penyemangat di kalender peningat minum obat ini diharapkan tingkat kepatuhan pasien hipertensi dan diabetes melitus dalam minum obat menjadi meningkat.
Dengan begitu mampu merubah pengetahuan masyarakat yang awalnya tidak tahu menjadi tahu tentang obat yang mereka konsumsi.
Disamping harapan agar perilaku mereka menjadi lebih disiplin minum obat sehingga bisa mengurangi terjadinya komplikasi penyakit dan mampu meningkatkan kualitas hidup pasien.
Selain kepatuhan minum obat pada pasien penyakit hipertensi dan diabetes melitus, penting pula pasien diberikan pelayanan informasi obat kepada pasien atau masyarakat agar menjadi cerdas dalam menggunakan obat.
‘’Untuk teman-teman apoteker, terus berinovasi untuk mengembangkan diri. Tetap semangat dalam melayani seluruh pasien. Kita berikan hal-hal yang terbaik yang bisa lakukan untuk kesembuhan pasien”, tutup apt. Rina yang juga menjadi apoteker penanggung jawab di apotek Ratu Banjarmasin.***